Strategi Terbaru Negara G20 Hadapi Dampak Ekonomi Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Negara-negara G20 sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi global dalam mengatasi pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerentanan yang mungkin terjadi selama masa pemulihan ekonomi global.
Pemulihan ekonomi global perlu diarahkan untuk mendukung pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif. Strategi yang diambil dengan menjadikan pertumbuhan yang berwawasan lingkungan sebagai perhatian utama, serta meningkatkan resiliensi sektor keuangan khususnya di sektor keuangan non bank.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mendukung rencana Financial Stability Board (FSB) dan lembaga keuangan internasional. Tujuannya untuk mengidentifikasi (stocktaking) pelajaran yang didapat (lesson learned) dari pandemi Covid-19. Hal tersebut menjadi penting untuk mengatasi kerentanan di sektor keuangan.
"Pengaktifan kembali Sustainable Finance Study Group (SFSG) juga penting guna mendiskusikan upaya pengembangan pembiayaan yang memperhatikan aspek lingkungan hidup dan memitigasi risikonya," kata Perry dalam pertemuan virtual menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20, Jakarta, Senin (1/3).
Perry menambah dukungan tersebut juga sangat penting karena dengan pendekatan inklusi diharapkan dapat meningkatkan peran negara berkembang. "(Untuk) menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang inklusif sehingga dapat meningkatkan peran negara berkembang," kata dia.
Inklusi Keuangan Melalui Pemfaatan Teknologi
Negara-negara G20 juga berkomitmen untuk mendorong inklusi keuangan melalui pemanfaatan teknologi dan perluasan akses bagi UMKM, Lalu mendorong transisi menuju ekonomi yang berwawasan lingkungan dan mencapai konsensus global terkait perpajakan digital yang tertunda dari target semula di akhir 2020.
Lebih lanjut, dalam forum tersebut juga disepakati penguatan kerjasama untuk membantu negara berpenghasilan rendah dalam menghadapi pandemi dan meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan utang.
Selain itu, G20 juga meminta IMF untuk mempersiapkan proposal alokasi Special Drawing Rights (SDR) untuk negara-negara anggota. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan memperkuat cadangan devisa di tengah masih tingginya ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPemerintah Terbitkan Aturan Baru, Diklaim Mampu Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Nasional
Tujuan aturan ini untuk memudahkan pelaku usaha dalam mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaDianggap Ambisius, Ganjar Tetap Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Kepastian hukum mempermudah jalan menuju pertumbuhan ekonomi 7 persen.
Baca Selengkapnya