Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung memimpin rapat bersama di Kementerian Keuangan, Jakarta, hari ini, Senin (21/7), terkait waktu bongkar muat (dwelling time) pelabuhan. Proses itu sampai sekarang kerap molor hingga lebih dari 8 hari, salah satunya akibat proses pemeriksaan laboratorium.

Standar pemeriksaan di laboratorium Balai Karantina, BPOM, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Perindustrian berbeda-beda. Menko berharap adanya kesepakatan minilab bersama dapat menghapus standar berbeda itu.

"Jadi dengan minilab ini, semua berkomunikasi satu bahasa. Baik itu otoritas pelabuhan, BPOM, perdagangan, suaranya satu," kata pria akrab disapa CT ini selepas rapat.

Ada lima penyamaan minilab yang ditargetkan selesai 17 Agustus 2014. Pertama adalah minilab metodologi dan standardisasi. Selanjutnya minilab manajemen impor untuk produk pangan dan pertanian, serta minilab impor produk non-pangan/pertanian. Dari tiga hal itu, semua lembaga wajib melakukan komputerisasi.

"Ini kita harus lakukan efisiensi agar pemrosesan lebih cepat. Karena ada kementerian masih ada yang manual," kata CT.

Selanjutnya, yang akan distandardisasi oleh pemerintah adalah minilab manajemen risiko. Baik dari pra-pabean sampai barang keluar pelabuhan harus punya perhitungan risiko yang seragam.

Dengan semua penyamaan minilab ini, CT optimis waktu bongkar muat akan semakin cepat, bahkan mencapai 4 hari saja sesuai target pemerintah. "Sehingga ultimate-nya, hanya ada satu minilab, yakni satu manajemen risiko republik Indonesia," tandasnya.