Serikat Buruh Protes Kartu Prakerja: Saat ini Rakyat Butuh Makan Bukan Pelatihan
Merdeka.com - Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia, Mirah Sumirat, meminta pemerintah membatalkan program Kartu Prakerja. Pembatalan tersebut diminta karena Kartu Prakerja hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.
"Aspek Indonesia juga menuntut kepada Pemerintah untuk membatalkan program Kartu Prakerja yang sangat tidak bermanfaat dan hanya menghambur-hamburkan uang rakyat," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/5).
Mirah mengatakan, pelatihan online tidak dibutuhkan pada masa pandemi Virus Corona saat ini yang banyak menggerus keuangan rakyat. Rakyat hanya butuh kepastian menyambung hidup dengan bantuan dari pemerintah.
"Saat ini rakyat butuh makan, tidak butuh pelatihan online. Jangan menjebak rakyat dengan janji manis Kartu Prakerja yang manfaatnya tidak dirasakan oleh rakyat," jelasnya.
Anggaran sebesar Rp5,6 triliun untuk program Kartu Prakerja, kata Mirah, sebaiknya dialihkan untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. Hal ini juga sebagai jaring pengaman bagi korban PHK dampak pandemi Covid-19.
"DPR juga harus tegas untuk meminta dihentikannya program Kartu Prakerja yang diduga sarat dengan patgulipat dan cuma bagi-bagi proyek. Komisi Pemberantasan Korupsi juga harus tegas dan jujur dalam menegakkan hukum di Indonesia," jelasnya.
"Selamatkan uang rakyat. Jangan sampai justru di tengah wabah dan jutaan pekerja kehilangan pekerjaan, ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan untuk memperkaya diri dan kelompoknya dari uang rakyat," tandasnya.
Kartu Prakerja Resmi Diluncurkan, Tiap Peserta Bisa Dapat Dana Hingga Rp7 Juta
Pemerintah resmi meluncurkan meluncurkan program Kartu Prakerja yang bisa dimanfaatkan bagi para pencari kerja. Sebagaimana Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36 tahun 2020, Kartu Prakerja merupakan bantuan pembiayaan pelatihan bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan atau sedang tidak mencari pekerjaan.
Dalam artian karyawan atau buruh juga bisa mengikuti program ini. Asalkan mereka sudah berusia di atas 18 tahun dan tidak sedang belajar atau kuliah.
"Program ini kami prioritaskan kepada pencari kerja muda," kata Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Kantor Komplek Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (20/3).
Menko Airlangga mengatakan saat ini ada 7 juta penduduk Indonesia yang belum dapat kerja. Sebanyak 3,7 juta diantaranya berusia 18-24 tahun.
Para pekerja muda ini 64 persen tinggal di perkotaan dan 78 persennya berpendidikan SMA ke atas. Pemerintah menyadari bahwa 90 persen dari mereka tidak pernah mendapat pelatihan bersertifikasi.
"Oleh karena itu Kartu Prakerja di prioritaskan untuk pencari kerja muda," kata Menko Airlangga.
Setiap peserta Kartu Prakerja diberikan pembiayaan sebesar Rp3 juta - Rp7 juta. Dana ini hanya diberikan satu kali seumur hidup untuk seorang peserta. Dana dimungkinkan bisa digunakan lebih dari 1 kali oleh setiap start up.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampai akhir tahun ini akan ada 19 juta peserta Kartu Prakerja sejak program ini diluncurkan pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaBagi calon peserta yang hendak mendaftar diharusnya membuat akun Prakerja terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaUntuk pengumuman lebih lanjut soal pembukaan progra Kartu Prakerja akan disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaMenurut Ida, program mudik gratis dapat meringankan dan mempermudah para pekerja yang akan pulang ke kampung halaman saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku tidak akan gentar untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaStudi terkini menunjukkan orang lebih menyukai menjadi pekerja lepas ketimbang sebagai pekerja formal.
Baca Selengkapnya