September Deflasi, Pemerintah Harus Waspada Potensi Pelemahan Daya Beli
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal angkat suara terkait deflasi September 2019 yang mencapai 0,27 persen. Menurut dia, pada bulan September memang cenderung terjadi deflasi mengikuti pola selama ini.
"Sebetulnya di September, kecenderungan setiap tahun memang inflasi mengalami penurunan secara siklus. Di tahun-tahun yang lalu saya sebetulnya kita alami deflasi di bulan September. Jadi kalau secara siklus bulanan itu relatif wajar kemudian deflasi di bulan September," kata dia kepada Merdeka.com, Rabu (2/10).
Hal ini disebabkan tidak adanya faktor-faktor pendorong inflasi pada bulan September, seperti hari raya atau aktivitas masyarakat dalam jumlah masif yang mengerek inflasi. "Tidak ada faktor-faktor yang mendorong kenaikan harga barang pada bulan September. Kalau bulan Juni saat Lebaran, itu kan permintaan meningkat sehingga harga-harga meningkat, transportasi juga meningkat, tiket pesawat," jelas dia.
"Kemudian bukan Agustus saat tahun ajaran baru, itu harga barang-barang terkait pendidikan itu meningkat. Di bulan September tidak ada (faktor) yang mendorong inflasi. Setelah September menjelang akhir tahun mulai lagi harga barang karena menjelang liburan liburan," lanjut dia.
Meskipun demikian, deflasi September tetap harus diwaspadai. Sebab jauh lebih dalam jika dibandingkan dengan deflasi pada periode yang sama di tahun 2018 sebesar 0,18 persen.
"Hanya yang perlu dikhawatirkan deflasi di bulan September tahun ini lebih dalam deflasinya dibandingkan tahun lalu dan juga tahun sebelumnya," urainya.
Karena itu, meskipun deflasi September tidak menunjukkan pelemahan daya beli, namun jika melihat deflasi September yang lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya, maka indikasi pelemahan daya beli perlu diwaspadai.
"Jadi memang perlu diwaspadai terhadap gejala-gejala pelemahan daya beli. Kita bandingkan dengan indikator-indikator yang lain, bukan hanya indikator inflasi, misalkan dari penjualan retail, kemudian performa industri manufaktur, itu memang mengalami industri manufaktur kontraksi, penjualan retail itu mengalami perlambatan yang sangat signifikan di beberapa bulan terakhir. Ini memang gejala untuk perlambatan daya beli, atau konsumsi itu memang ada," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaImpor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca Selengkapnya