Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

September 2020, Ekspor Minyak Sawit Tumbuh 3 Persen pada September

September 2020, Ekspor Minyak Sawit Tumbuh 3 Persen pada September Kelapa Sawit. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor produk minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya tumbuh 3 persen menjadi 2,76 juta ton pada September 2020, meningkat dari bulan sebelumnya (mom) 2,68 juta ton pada Agustus 2020.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menjelaskan, pertumbuhan volume ekspor ini dipicu oleh kenaikan jumlah ekspor ke sejumlah negara, antara lain China, Brazil, Malaysia, Rusia, dan Afrika.

"Ekspor ke China pada bulan September adalah 64.000 ton, naik dari 618.000 ton pada bulan Agustus," kata Mukti dalam keterangan di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (12/11).

Dia merinci ekspor ke Brazil naik sebesar 44.000 ton, ke Malaysia 39.000 ton, ke Rusia naik 37.000 ton. Sementara itu, kenaikan ekspor ke Afrika mencapai 39.000 ton.

Meski sebagian besar negara Afrika terjadi penurunan ekspor, kata dia, terdapat kenaikan yang tinggi terjadi dengan tujuan Kenya sebesar 61.000 ton dan Afrika selatan 33.000 ton.

Penurunan ekspor juga terjadi ke Uni Eropa dan Pakistan. Sementara ekspor ke India, lanjut dia, volume ekspor sama dengan bulan Agustus yakni 351.000 ton.

Berdasarkan produknya, ekspor CPO pada September tercatat 518.000 ton (naik 8.000 ton), olahan CPO 1,76 juta ton (naik 47.000 ton), laurik (PKO dan olahan PKO) sebesar 159.000 ton (naik 35.000 ton), biodiesel 7.000 ton, dan oleokimia sebesar 313.000 ton (turun 18.000 ton).

Ada pun nilai ekspor produk sawit dan turunannya pada September mencapai 1,87 miliar dolar AS atau naik 10 persen dibandingkan dengan nilai ekspor Agustus sebesar USD 1,69 miliar. Secara year on year (yoy) sampai dengan September, nilai ekspor produk sawit 2020 mencapai USD 15,5 miliar atau lebih besar dari nilai ekspor tahun 2019 sebesar USD 14,46 miliar.

Produksi Tunjukkan Pemulihan

Mukti menyatakan, produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia telah menunjukkan pemulihan, seiring dengan kenaikan produksi yang konsisten dalam tiga bulan terakhir. Produksi CPO pada Juli tercatat sebesar 3,85 juta ton, kemudian naik menjadi 4,38 juta ton pada Agustus, dan 4,73 juta ton pada September 2020.

"Secara year on year sampai dengan September, produksi 2020 masih lebih rendah minus 4,7 persen dari produksi 2019," kata Mukti.

Selain produksi, konsumsi dalam negeri untuk pangan dalam empat bulan terakhir juga menunjukkan kenaikan yang konsisten. Ada pun konsumsi pada September 2020 mencapai 667.000 ton.

Secara YoY sampai dengan September, konsumsi untuk pangan masih lebih rendah dari tahun lalu dengan penurunan 15,8 persen. Kenaikan konsumsi untuk oleokimia cenderung mendatar. Ada pun untuk konsumsi produk oleokimia pada September mencapai 151.000 ton sama dengan bulan Agustus dan hanya 3 ribu ton lebih tinggi dari bulan Juli.

Secara year on year (YoY) sampai dengan September, konsumsi pada oleokimia sudah lebih tinggi sebesar 49 persen dari 2019. Konsumsi minyak sawit untuk biodiesel pada September 2020 mencapai 630.000 ton, naik 54 ribu ton dari bulan Agustus. Secara YoY, konsumsi untuk biodiesel meningkat 27,2 persen dari 2019.

"Kenaikan konsumsi dalam negeri dan ekspor menjadi menjadi harapan untuk mengantisipasi kenaikan produksi," jelasnya.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya
Catat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024

Catat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024

Hal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi

Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi

Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia

Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia

Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya