Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sentimen negatif akan tekan Rupiah

Sentimen negatif akan tekan Rupiah idr rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Sentimen negatif atas kebijakan yang menunda pembelian obligasi untuk Spanyol dan Italia hingga lima pekan ke depan memberi kecenderungan pelemahan terhadap nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari ini, Senin (6/8) ke level Rp 9.450 - Rp 9.500 per USD. Hal tersebut disampaikan analis keuangan Rahadyo Anggoro Widagdo kepada merdeka.com, Senin (6/8).

Selain itu, lanjut Rahadyo, investor masih menunggu rilis data ekonomi seperti US Nonfarm Payrolls, US ISM Non Manufacturing PMI, US Unemployment Rate, US Average Earnings dan EZ Retail Sales.

"Dari dalam negeri, isu defisit neraca perdagangan masih mendominasi pasar dalam negeri," katanya.

Dia mengungkapkan, beberapa kalangan ahli berharap pemerintah akan mengambil kebijakan untuk menahan laju impor agar defisit tidak berlebih. Namun, hal tersebut akan sulit terlaksana mengingat barang konsumsi di Indonesia sebagian besar adalah barang impor.

"Selain itu, pendapatan dari pajak impor telah menyumbang sebesar 33 persen pada penerimaan negara dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN)," tuturnya.

Dari sisi inflasi, lanjutnya, kenaikan harga bahan makanan menjelang Lebaran telah menekan kepercayaan konsumen Indonesia, kendati hanya bersifat musiman.

"Hasil survey Danareksa Research Institute menunjukkan Indeks Kepercayaan Konsumen turun menjadi 91,4 pada periode Juli dibandingkan periode Juni yang ada di level 92,4," jelasnya.

Pada Jumat lalu, Rupiah ditutup melemah di level Rp 9.460-Rp 9.475 per USD dibandingkan penutupan hari Kamis di mana Rupiah berada di level Rp 9.435-Rp 9.475 per USD. "Adapun pelemahan ini dipicu belum adanya kebijakan bank sentral Eropa (ECB) untuk memberikan keputusan penanganan krisis," katanya.

Hasil keputusan ECB kemarin, lanjutnya, selain tidak mengubah suku bunga patokan yang saat ini sebesar 0,75 persen juga tidak memberikan komentar mengenai rencana pembelian obligasi pemerintah di pasar perdana.

Kondisi terbaru menunjukkan bahwa Bank Sentral Jerman masih enggan menyetujui ECB untuk melanjutkan program pembelian obligasi zona Eropa dan hal ini menyebabkan rupiah tertekan. "Jerman ingin ECB lebih fokus mempertahankan mandatnya untuk menjaga stabilitas harga. Sebab, inflasi di zona euro masih tumbuh 2,4 persen atau masih lebih tinggi dari target bank sentral 2 persen," jelasnya.

Karena itu, menurut Bank Sentral Jerman, ECB tidak cukup alasan untuk memberikan stimulus secara agresif. Selain itu, Bank Sentral Jerman juga mengusulkan agar bank-bank zona euro bisa menggunakan dana ECB jika diperlukan.

Tapi, katanya, pelemahan Rupiah tidak akan terlalu jauh. Sebab, sentimen Eropa juga sebenarnya memberikan pengaruh positif. "Terutama setelah koalisi pemerintahan Yunani berhasil mencapai kesepakatan untuk menambah pemangkasan anggaran sebanyak 11,5 miliar euro sesuai dengan yang diinginkan oleh Troika," tutupnya.

(mdk/rin)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.

Baca Selengkapnya