Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meraup sebanyak 59,5 juta pelanggan pada semester I-2015. Itu naik 6,82 persen dari periode sama tahun sebelumnya, yaitu 55,7 juta pelanggan.

Pertambahan ini mendorong penaikan rasio elektrifikasi nasional dari 80,1 persen pada Juni 2014 menjadi 84 persen pada Juni 2015.‎

Disisi lain, beban usaha turun sebesar Rp10,4 triliun atau 8,8 persen menjadi Rp 107,8 triliun dari sebelumnya Rp 118,2 triliun. Ini lantaran substitusi penggunaan bahan bakar dari minyak ke batu bara atau energi primer lain yang lebih murah.

Efeknya, ongkos pengadaan BBM turun sebesar Rp 19,4 triliun atau 50,5 persen menjadi Rp 18,8 trilliun dari sebelumnya Rp 37,9 trilliun. Sementara, biaya pemakaian batu bara naik sebesar Rp 2,1 triliun atau 10,2 persen menjadi Rp 22,4 triliun dan gas dari Rp 22,7 trilliun menjadi Rp 23,2 trilliun.

"Perseroan terus melakukan efisiensi dan pengendalian terhadap pengeluaran untuk beban usaha, terutama dengan mengalihkan biaya energi primer dari BBM ke Non-BBM serta efisiensi biaya yang merupakan controllable cost bagi Perseroan," kata Sekretaris PLN Adi Supriono, Jakarta, Rabu (29/7).

Per 30 Juni 2015, total aset PLN Rp 622,5 triliun. Naik 1,87 persen dari sebelumnya Rp 611,1 triliun pada 31 Desember 2014.

Jumlah aset tidak lancar mengalami peningkatan 2,1 persen menjadi Rp 536,8 triliun dari Rp 525,6 triliun. Peningkatan ini disebabkan adanya investasi pada proyek, terutama pembangkit dan transmisi, masih terus berjalan.