Sebaran Investasi Indonesia Sudah Lagi Tak Terpusat di Jawa
Merdeka.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lagi didominasi oleh Jawa. Hal tersebut terlihat dari realisasi investasi hingga akhir kuartal III-2021.
"Investasi yang sudah direalisasikan 73,36 atau Rp 659 triliun, di luar Jawa 51,74 persen dan di Jawa 48,3 persen," ujar Menteri Bahlil dalam diskusi Berita Satu, Jakarta, Selasa (23/11).
Menteri Bahlil berupaya mengejar target investasi sebesar Rp900 triliun pada tahun ini. Angka itu masih bisa tercapai mengingat Indonesia masih memiliki waktu hingga akhir tahun.
Dibandingkan sembilan bulan pertama 2020, lanjut Menteri Bahlil, investasi tumbuh 7,8 persen. Menurutnya, ada sejumlah rencana investasi yang akan terealisasi pada kuartal IV-2021.
"Butuh kerja keras, saya meyakinkan, insya Allah target kami tercapai. Jawaban saya bukan tanpa dasar, ini kalkulasi mapping calon realisasi dan calon yang akan masuk, jadi nanti dapat tercapai Rp 900 triliun," tandasnya.
Tingkatkan Kepercayaan Indonesia
Momentum pemulihan ekonomi secara bertahap yang didukung kasus Covid yang semakin melandai dan kecenderungan keterbukaan yang meluas mampu meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan, terdapat 10 negara asal investor penyumbang pengembangan realisasi investasi periode Januari-September 2021. Di antaranya ada di posisi pertama Singapura USD 7,3 miliar, Hongkong USD 3,1 miliar, Tiongkok USD 2,3 miliar, Jepang USD 1,8 miliar, Belanda USD 1,5 miliar, Korea Selatan USD 1,3 miliar.
"Lihat dalam 10 tahun terakhir tidak pernah Eropa itu masuk dalam 5 besar negara tujuan investasi di Indonesia, dan bahkan Korea Selatan tergeser. Ini menunjukkan bahwa trust publik dunia kepada negara kita semakin hari semakin membaik," kata Menteri Bahlil.
Dalam kajian intelijen BKPM, di beberapa negara yang aliran investasi masuk ke Indonesia yang berasal luar itu menjadikan Singapura sebagai hub (penghubung) investasi. Sehingga jika Indonesia mampu menerobos maka dia yakin daya saing investasi Indonesia akan semakin tinggi.
Lebih lanjut, untuk realisasi investasi periode Januari-September 2021 tidak termasuk sektor hulu migas dan sektor keuangan sudah mencapai Rp 659,4 triliun setara 73,3 persen dari target investasi sebesar Rp 900 triliun.
Menurutnya, capaian realisasi investasi Penanaman modal asing (PMA) maupun Penanaman modal dalam negeri (PMDN) tidak mungkin masuk ke suatu daerah jika tidak memiliki syarat-syarat tertentu, seperti sumber daya alam maupun infrastruktur.
"Tidak akan mungkin sebuah investasi masuk, mau itu foreign direct investment maupun PMDN agar masuk ke sebuah daerah kalau tidak memiliki syarat-syarat tertentu termasuk lainnya adalah sumber daya alam maupun infrastruktur. Nah ini kita rasakan dan infrastruktur mampu menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca SelengkapnyaKerap kali peraturan atau regulasi yang sudah diputuskan di level pusat tidak dapat dijalankan di level daerah karena alasan-alasan tertentu.
Baca Selengkapnya