Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tahun depan tak disarankan beli saham BUMI milik Bakrie

Tahun depan tak disarankan beli saham BUMI milik Bakrie Gedung Bakrie. REUTERS

Merdeka.com - Penghentian stimulus fiskal Amerika Serikat (AS) tahun depan menjadi indikator perbaikan ekonomi global. Hal ini tentunya berimbas pada semua negara dunia termasuk Indonesia.

Salah satu sektor yang akan membaik kinerjanya diyakini ialah energi dan pertambangan. Pasalnya, kembali menggeliatnya perekonomian dunia, membuat harga komoditas energi merangkak naik.

Alasan inilah yang membuat Asia Financial Network (AFN) menyarankan investor bersiap membeli saham sektor ini sebagai bagian portofolio investasinya. Head of Research AFN, Rowena Suryobroto, menilai saham berbasis energi sudah laik menjadi koleksi para investor dengan holding period jangka menengah panjang.

Rowena menjelaskan hal ini karena selama tiga tahun ini saham sektor energi telah terdiskon sebesar 50 persen dan berada di bawah harga wajarnya.

Namun, yang mengejutkan ialah dia memberi pengecualian rekomendasi terhadap saham energi milik konglomerat Aburizal Bakrie. "Kecuali saham Bakrie ya. BUMI itu jangan," tuturnya.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai alasannya. Akan tetapi, ini tentunya menjadi pukulan bagi Bumi Resources atau BUMI. Pasalnya, BUMI tentunya membutuhkan suntikan modal untuk mengembalikan kinerja pasca dihantam sejumlah masalah seperti krisis ekonomi global.

Penurunan kinerja perusahaan Bakrie terindikasi dari laporan keterbukaan pada kuartal III di mana BUMI mencatatkan rugi bersih sebesar USD 413,56 juta atau setara Rp 4,6 triliun. Angka ini turun 36,9 persen dibanding kuartal III 2012 di mana kerugiannya mencapai USD 655,42 juta.

Pada kuartal tersebut, BUMI juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 4,33 persen menjadi USD 2,65 miliar dari periode sama tahun lalu USD 2,77 miliar. Sementara, total utang naik menjadi USD 7,05 miliar dari USD 6,96 miliar periode yang sama tahun lalu. Ini menyebabkan aset perusahaan turun menjadi USD 7,03 miliar dari USD 7,35 miliar.

Terakhir kali perusahaan ini mencatat untung pada 2011. Laba BUMI pada tahun 2011 bersih mencapai USD 216 juta. Perolehan laba perusahaan yang mengandalkan batu bara tersebut naik setelah terdorong kenaikan harga jual batu bara hingga 30 persen dari USD 71,03 pada 2010 menjadi USD 92,69 di 2011.

Dalam laporan keuangan BUMI per 31 Desember 2011, volume penjualan batu bara meningkat 4 persen menjadi 63,3 juta ton dari sebelumnya hanya 60,7 juta ton. Untuk produksi batu bara sendiri mengalami kenaikan 9 persen menjadi 65,9 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 60,4 juta ton.

Namun angin segar kinerja positif BUMI luntur setelah itu. Sejak itu hingga sekarang, BUMI terus mengalami kerugian. Tidak hanya itu, utang perseroan pun menumpuk. Sepanjang 2012, BUMI mencatat rugi bersih USD 666,21 juta atau hampir Rp 6,5 triliun, dari sebelumnya membukukan laba bersih USD 216,29 juta. Pendapatan perseroan tahun lalu turun sekitar 5,75 persen dari USD 4 miliar pada 2011 menjadi USD 3,77 miliar di 2012.

Perusahaan masih bisa bertahan. Caranya dengan menjual saham perusahaan lain guna menutupi utang yang jatuh tempo. Atau mencari utang baru untuk menutupi utang lama atau istilahnya gali lubang tutup lubang. Jerat utang membuat keuangan BUMI tidak sehat.

Lantaran masih mencatat kerugian, perusahaan tidak membagikan dividen pada pemegang saham. Besar kemungkinan catatan inilah yang membuat sejumlah analis melihat saham milik Bakrie tak laik untuk dimiliki.

Perusahaan milik calon presiden dari Partai Golkar ini juga telah terlempar dari 2.000 perusahaan paling besar sejagat versi Majalah Forbes tahun ini. Tahun lalu, perusahaan tambang tersebut masuk dalam peringkat ke-1898 atau paling bontot untuk perusahaan dari Indonesia.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP

Menengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP

Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?

Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?

Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Konsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025

Konsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025

Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara

Baca Selengkapnya
Alami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi

Alami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi

Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
Sambut Tahun 2024, Bupati Tamba Optimis Jembrana Emas 2026 Bakal Terwujud

Sambut Tahun 2024, Bupati Tamba Optimis Jembrana Emas 2026 Bakal Terwujud

Indikatornya antara lain adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp 700 Miliar.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Nggak Mau Biaya Bulanan Membengkak? Begini Cara Menghemat Listrik di Rumah yang Bisa Ditiru

Nggak Mau Biaya Bulanan Membengkak? Begini Cara Menghemat Listrik di Rumah yang Bisa Ditiru

Cara mengurangi pengeluaran bulanan bisa dimulai dengan menghemat pemakaian energi listrik. Ini tipsnya.

Baca Selengkapnya