Rupiah Menguat ke Rp14.370/USD Dipicu Sentimen Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat terbawa sentimen pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
Pada pukul 09.30 WIB, Rupiah menguat 65 poin atau 0,45 persen menjadi Rp14.370 per USD dari sebelumnya Rp14.435 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pembukaan pagi ini aset berisiko terlihat menguat dengan kenaikan indeks saham Asia mengikuti sentimen positif penguatan indeks saham AS dan Eropa akhir pekan lalu, karena potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
"Rupiah juga mungkin akan ikut menguat hari ini mengikuti sentimen positif tersebut," ujar Ariston dikutip dari Antara, Senin (13/7).
Di sisi lain, pasar masih memperhatikan perkembangan penularan Covid-19 yang terus meninggi yang dikhawatirkan akan melambatkan kembali pemulihan ekonomi.
Pada Minggu (12/7) kemarin Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) melaporkan kenaikan penularan global tertinggi dalam 24 jam sebesar 230 ribu lebih kasus.
"Isu penularan Covid ini bisa memberikan tekanan kembali ke aset berisiko, termasuk rupiah," kata Ariston.
Perkiraan Pergerakan Rupiah
Ariston memperkirakan, Rupiah berpotensi bergerak menguat ke arah Rp14.350 per USD, dengan level resisten di kisaran Rp14.500 per USD.
Pada Jumat (10/7) lalu, Rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,28 persen menjadi Rp14.435 per USD dari sebelumnya Rp14.395 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya