Rupiah Melemah ke Rp13.990 per USD Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Rabu (17/2). Rupiah dibuka di Rp 13.955 per USD, atau melemah dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp 13.930 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melemah usai pembukaan ke Rp13.980 per USD. Meski sempat stagnan, namun Rupiah kembali melemah dan saat ini berada di Rp 13.990 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta diperkirakan melemah dipicu kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
"Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini mengikuti sentimen pelemahan mata uang regional karena meningginya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS," kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (17/2).
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah menembus 1,32 persen pada perdagangan kemarin dan merupakan level tertinggi sejak Maret 2020. Yield yang meninggi tersebut memicu penguatan dolar AS. Menurutnya, kenaikan yield itu kemungkinan karena optimisme pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi AS dengan dukungan program stimulus fiskal besar pemerintah.
Selain itu, revisi penurunan target pertumbuhan ekonomi atau PDB Indonesia 2021 mungkin sedikit membantu pelemahan nilai tukar rupiah. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 akan sebesar 4,3-5,5 persen. Hal itu berbeda dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang sebesar 4,5-5,5 persen.
"Tapi di sisi lain, optimisme pemulihan ekonomi global belakangan ini mungkin bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah terhadap dolar AS hari ini," imbuhnya.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.900 per USD hingga Rp14.000 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaAwas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnya