Rupiah Melemah di Januari 2022, BI Catat Masih Lebih Baik Dibanding Negara Dunia
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Secara rata-rata Rupiah melemah 0,01 persen sepanjang Januari 2022. Hal ini disebabkan terbatasnya aliran modal asing masuk ke dalam negeri.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut, perkembangan nilai tukar Rupiah disebabkan oleh aliran masuk modal asing yang masih terbatas di tengah terjaganya pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian dalam negeri.
Meski begitu, Perry memastikan depresiasi Rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. "Depresiasi Rupiah tersebut relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,98 persen ytd) dan Rusia (2,89 persen ytd)," kata Perry dalam konferensi pers, Senin (20/1).
Ke depan, BI memproyeksi kinerja nilai tukar Rupiah akan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, meski di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," pungkas dia.
Bos BI Catat Pelemahan Rupiah di 2021 Lebih Baik Dibanding Ringgit Hingga Rupee
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo melaporkan, perkembangan nilai tukar Rupiah pada 15 Desember 2021. Dia menyebut, Rupiah melemah terbatas sebesar 0,07 persen secara point to point.
"Dan secara rerata Rupiah melemah 0,70 persen dibandingkan dengan level November 2021," katanya dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Kamis (16/12).
Perry bilang, perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor. Antara lain aliran modal keluar dari negara berkembang di tengah terjaganya pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik.
Dengan perkembangan ini, Rupiah sampai dengan 15 Desember 2021 mencatat depresiasi sekitar 1,97 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020. Torehan ini lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya.
"Seperti India sebesar 3,93 persen (ytd), Filipina sebesar 4,51 persen (ytd), dan Malaysia sebesar 4,94 persen (ytd)," bebernya.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar. "Seperti melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnya10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnya