Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rupiah Kembali Melemah Imbas Pernyataan IMF Virus Corona Picu Krisis Ekonomi

Rupiah Kembali Melemah Imbas Pernyataan IMF Virus Corona Picu Krisis Ekonomi Rupiah. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah kembali melemah usai mengalami penguatan pada akhir pekan lalu. Mengutip Bloomberg, saat ini nilai tukar mata uang Garuda berada pada level Rp16.384 per USD.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, mengatakan pelemahan nilai tukar hari ini disebabkan oleh pernyataan IMF pada pekan lalu. Di mana, IMF menyatakan pandemi Virus Corona berubah menjadi krisis ekonomi global.

"Soal Rupiah yang melemah, wajar sekali karena hampir semua negara secara global baik investor setelah mendapat informasi dari IMF bahwa Covid-19 akan menyebabkan krisis ekonomi global," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (30/3).

Ibrahim mengatakan, pernyataan tersebut telah memunculkan kepanikan bagi pasar keuangan. Terlebih lagi pasar mengamati bahwa dampak penyebaran pandemi saat ini masih akan berlangsung untuk jangka yang cukup lama.

"Pelaku pasar kembali panik dan menganggap Virus Corona adalah periode ketidakpastian yang kemungkinan besar akan terus berkembang. Jadi ketidakpastian yang berkepanjangan," jelasnya.

Pernyataan IMF

Ketua Komite Moneter dan Keuangan Internasional Lesetja Kganyago dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva menyatakan ekonomi dan keuangan global saat ini mengalami krisis karena pandemi Virus Corona (Covid-19). Virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut telah mewabah hampir ke seluruh negara.

"Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana pandemi kesehatan global telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan," demikian dikutip dari siaran pers IMF, Jakarta, ditulis Sabtu (28/3).

Dengan adanya penghentian mendadak dalam kegiatan ekonomi, output global akan berkontraksi pada 2020. Negara-negara anggota telah mengambil tindakan luar biasa untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi kegiatan ekonomi.

"Tetapi dibutuhkan lebih banyak. Prioritas harus diberikan pada dukungan fiskal yang ditargetkan untuk rumah tangga dan bisnis yang rentan untuk mempercepat dan memperkuat pemulihan pada tahun 2021," lanjutnya.

Meskipun dampak kesehatan terbesar adalah di negara maju, pasar negara berkembang dan negara berkembang, terutama negara berpenghasilan rendah, akan sangat terpukul oleh kombinasi dari krisis kesehatan, pembalikan tiba-tiba aliran modal dan bagi sebagian orang, penurunan tajam dalam harga komoditas.

Banyak dari negara-negara ini membutuhkan bantuan untuk memperkuat respons krisis mereka dan memulihkan pekerjaan dan pertumbuhan, mengingat kekurangan likuiditas valuta asing di ekonomi pasar berkembang dan beban utang yang tinggi di banyak negara berpenghasilan rendah.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?

Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
SEMENIT PAHAM: Elektabilitas 3 Cawapres Terbaru, Siapa Bikin Untung dan Buntung Capresnya?
SEMENIT PAHAM: Elektabilitas 3 Cawapres Terbaru, Siapa Bikin Untung dan Buntung Capresnya?

Mahfud MD, Gibran Rakabuming dan Muhaimin Iskandar. Kira-kira, siapa ya yang paling tinggi menambah elektabilitas capresnya?

Baca Selengkapnya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya