Rupiah Diprediksi Melemah Jelang Pengumuman The Fed
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Rabu (16/9). Rupiah dibuka di Rp 14.790 per USD, menguat dibanding penutupan sebelumnya di Rp 14.845 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah langsung melemah ke posisi Rp 14.820 usai pembukaan. Meski sempat stagnan, namun Rupiah kembali melemah hingga ke posisi Rp 14.840 per USD. Saat ini, Rupiah menguat tipis di posisi Rp 14.835 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta berpotensi tertekan jelang pengumuman hasil rapat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
"Pasar keuangan terlihat dalam mode "wait and see" pagi ini menjelang pengumuman hasil rapat bank sentral AS dini hari nanti," ujar Ariston, dikutip Antara, Rabu (16/9).
Sebelumnya, lanjut Ariston, dolar AS tertekan karena ekspektasi kebijakan The Fed masih akan lebih longgar untuk membantu memulihkan ekonomi AS di masa pandemi. Dia memperkirakan hari ini rupiah berpotensi tertekan di kisaran Rp14.800 per USD hingga Rp14.900 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnya