Rupiah Diprediksi Masih Terus Melemah Hingga Pekan Depan
Merdeka.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira memprediksi bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) akan kembali melemah. Rupiah sebelumnya memang sempat menguat nyaris meninggalkan level Rp 14.000 per USD.
"Rupiah yang beberapa hari lalu menguat kini kembali melemah di kisaran 14.120-14.160 per USD," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (9/1).
Bhima mengungkapkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelemahan tersebut. Salah satunya adalah perkembangan dari negosiasi perang dagang antara AS dengan China.
"Salah satu faktornya adalah investor menunggu perkembangan dari shutdown di AS, dan perundingan dagang AS-China. Rilis dari bank dunia yang indikasikan ekonomi tahun 2019 bakal melambat akibat perang dagang juga mempengaruhi keputusan investasi," ujarnya.
Selain itu, saat ini Indonesia tengah ramai membahas debat antar pasangan calon presiden menjelang pemilu. "Jelang debat Capres, banyak investor yang cenderung menahan masuk ke Indonesia karena khawatir ada kegaduhan dan ketidakpastian kebijakan," ujarnya.
Dia mengungkapkan pelemahan Rupiah diperkirakan akan berlanjut hingga pekan depan. "Rupiah diperkirakan melanjutkan pelemahan di 14.200-14.300 pada minggu depan," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPemerintah Prediksi Perputaran Uang Saat Musim Libur Lebaran Tembus Rp276 Triliun
Pemerintah memperkirakan perputaran uang selama musim lebaran tahun ini bisa mencapai Rp276 triliun.
Baca SelengkapnyaPerputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca Selengkapnya