Merdeka.com - Ekonom Senior, Rizal Ramli, memprediksi ekonomi kuartal III tahun ini masih akan negatif. Sebab, belum ada tanda-tanda perbaikan dari sisi kebijakan dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah.

"Perkiraan kami kuartal III masih akan negatif," singkatnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (21/8).

Dia juga menyentil cara perhitungan atau definisi yang digunakan oleh Menteri Sri Mulyani untuk melihat sudah atau belum resesinya suatu negara. Dia menilai perhitungan dengan menggunakan skema tahunan tidak lazim untuk menetapkan kondisi resesi. Sebab, yang lazim itu yakni membandingkan antar kuartal.

"Standar internasional kalau berturut-turut dua kuartal. Misal kuartal I dibanding kuartal IV 2019 itu negatif, di kuartal II dibanding kuartal I juga negatif. Jadi sudah negatif berturut-turut. Resesi," paparnya.

Pernyataan Menteri Sri Mulyani

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, angkat suara mengenai potensi Indonesia memasuki resesi usai pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020 tercatat sebesar -5,32 persen secara tahunan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi negatif tersebut belum menandakan ekonomi RI resesi.

"Sebetulnya kalau secara year on year belum (resesi). Kita belum resesi. Resesi itu secara year on year, dua kuartal (negatif) berturut-turut," ujar Menteri Sri Mulyani.

Kuartal lalu, kata Menteri Sri Mulyani, merupakan pertama kalinya pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi. Pemerintah secara terus menerus akan melakukan sejumlah cara dan kebijakan agar ekonomi bangkit di kuartal III dan IV.

"Ini kuartal pertama RI kontraksi dan ini pemicu kita agar kuartal III dan kuartal IV jangan sampai negatif atau dihindarkan. Ini yang kita lakukan dan kita all out," jelasnya.