RI Bisa Ambil Peluang Ekspor Produk Pangan Halal Meski Ada Krisis
Merdeka.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia dapat mengambil kesempatan untuk menjadi pengekspor makanan halal meskipun krisis pangan tengah dialami berbagai negara di dunia. Berdasarkan laporan Status Ekonomi Islami Global 2022, pada 2021 ada sekitar USD1,27 triliun pengeluaran dari 1,9 miliar warga muslim untuk konsumsi makanan dan minuman.
"Justru kita sedang mengembangkan stoknya (makanan halal). Ini sudah mulai tumbuh. Sebenarnya produk kita itu banyak, hanya memang standarnya harus dikurasi untuk bisa menjadi standar bersaing ekspor. Hanya itu saja," kata Ma'ruf Amin di Thamrin City Jakarta, dikutip Antara, Selasa (24/5).
Indonesia menduduki pasar pertama makanan halal yaitu senilai USD146,7 miliar disusul Bangladesh (USD125 miliar), Mesir (USD120,1 miliar), Pakistan (USD87,7 miliar) dan Nigeria (USD86,2 miliar). Sedangkan 5 besar negara pengekspor makanan halal di dunia adalah Brazil (USD16,5 miliar), India (USD15,4 miliar), Ameriksa Serikat (USD13,2 miliar), Rusia (USD12,7 miliar) dan China (USD9,5 miliar).
"Tadi saya lihat juga produk-produk kita sudah masuk (ke pasar retail). Kalau sudah masuk di retail modern itu berarti sudah siap ekspor. Packagingnya sudah, sertifikasi sudah, berarti kualitasnya sudah. Karena itu kita dorong dulu supaya masuk dulu di retail modern, domestik, kemudian akan dipandu untuk bisa diekspor," imbuhnya.
Menurutnya, Indonesia sudah memiliki modal untuk ekspor produk halal, tinggal bagaimana meningkatkan produk yang sudah ada. Dia pun mengapresiasi pengusaha-pengusaha retail dalam memasarkan produk halal di Indonesia.
"Di masing-masing kota, wilayah melalui toko-toko mereka dan ada juga scan halal, yang bisa dicek kebenarannnya, originalitasnya. Saya tadi sudah coba apakah ini bersertifikat halal atau tidak itu kan bisa langsung diketahui melalui barcodenya," ungkapnya.
Berdasarkan data yang sama, sektor makanan halal yang naik ke peringkat ke-2 yaitu senilai 1,26 triliun dolar AS.
"Sektor makanan halal menarik untuk dicermati karena dunia saat ini menghadapi persoalan yang sama, yaitu keamanan pangan. Inflasi harga dan gangguan rantai pasok akibat krisis iklim maupun kondisi geopolitik, justru membuka peluang peningkatan perdagangan intra-OKI, investasi pada riset dan inovasi teknologi pangan hingga digitalisasi sistem ketertelusuran halal," tambah Wapres.
Dia menyebut, ada pekerjaan besar yang menuntut keterlibatan seluruh sektor dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah untuk saling menyangga dan bekerja sama, sebagaimana prinsip saling tolong menolong (ta'awun) dalam Islam.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca SelengkapnyaIndonesia berhasil masuk tiga besar pada the Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaGula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak kedua di dunia dengan 86,7% populasi beragama muslim.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaKenaikan HET beras ini berlaku mulai 10- 23 Maret 2024 di 8 wilayah Indonesia.
Baca Selengkapnya