Rendahnya Permintaan Akibat Corona Bikin Inflasi April 2020 Capai 0,08 Persen
Merdeka.com - Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 18-19 Mei 2020 mencatat, inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Berdasarkan hasil survei Indeks Harga Konsumsi, inflasi pada April 2020 tercatat 0,08 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,1 persen (mtm).
"Inflasi IHK pada April 2020 tercatat 0,08 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen (mtm)," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat membacakan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Perry menjelaskan, inflasi yang rendah ini dipengaruhi oleh melemahnya permintaan akibat dampak penyebaran Covid-19. Sehingga pasokan barang tetap memadai dan lancarnya rantai distribusi. Hal ini tergambar pada dinamika komponen inflasi.
Inflasi inti menurun dipengaruhi konsistensi bank sentral dalam mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai target dan melambatnya permintaan domestik. Kelompok volatile food mencatat deflasi. Terutama dipengaruhi oleh koreksi harga di beberapa komoditas akibat melambatnya permintaan serta memadainya pasokan.
Sementara itu, kelompok administered prices juga mencatat deflasi. Terutama didorong oleh berlanjutnya koreksi tarif angkutan udara. Sehingga dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi IHK April 2020 tercatat 2,67 persen (yoy). Menurun dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 2,96 persen (yoy).
Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam sasarannya sebesar 3 plus minus 1 persen pada 2020 dan 2021.
Koordinasi dengan Pemerintah tersebut termasuk dalam mengendalikan inflasi pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1441 H.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca Selengkapnya