Merdeka.com - Sekitar 400-an karyawan PT Freeport Indonesia dari tujuh suku di areal mille 72, Tembagapura kembali melakukan aksi demo. Mereka menuntut penegakan aturan perjanjian kerja bersama (PKB) dan perselisihan hubungan industria (PHI), hak hak karyawan aktif bekerja baik dari Freeport, kontraktor atau privatisasi.

Mereka menuntut diberi kompensasi dan promosi serta tinjau ulang keputusan arbitrase yang tidak sesuai aturan PKB dan PHI. Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi maka seluruh karyawan yang aktif bekerja pada saat mogok meminta 'golden packet'.

Juru bicara PT Freeport, Deasy mengakui aksi demo yang dilakukan para karyawan itu tepatnya di dekat Ridge camp mille 72 menyebabkan akses jalan dari dan menuju lokasi tambang mengalami hambatan.

"Kami memang sudah mendapat laporan tentang adanya aksi unjuk rasa sekelompok karyawan yang mengakibatkan terganggunya akses jalan tambang," jelas Deasy seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Senin (16/3). Menurut Dessy, saat ini pihaknya sedang melakukan komunikasi atau dialog dengan pendemo.

Sementara itu Kapolres Mimika, Akbp Yusnanto mengatakan, aksi demo yang berasal dari karyawan tujuh suku hingga saat ini masih terus berlanjut. Bahkan para pendemo saat ini sudah memalangkan satu unit kendaraan berat dan tenda sehingga makin menyulitkan aktivitas dari dan ke lokasi tambang.

Diakui, saat ini anggota kepolisian yang berada di Tembagapura hanya berupaya melakukan mediasi antara pendemo dengan pihak manajemen karena hal tersebut merupakan aksi internal perusahaan.

Bahkan Polres Mimika sudah mengirim Kompol Sudirman, mantan Kapolsek Tembagapura, untuk membantu mempercepat proses mediasi," jelas Akbp Yusnanto.