Rata-rata berusia 40 tahun, pabrik di Indonesia boros energi
Merdeka.com - Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun , mengungkapkan industri manufaktur Indonesia tidak efisien dalam penggunaan energi karena sebagian besar besar sudah berusia uzur. Rata-rata umur pabrik manufaktur di Indonesia berusia 40 tahun.
Alex mencontohkan, umumnya penggunaan energi untuk menghasilkan 1 ton produk, lebih besar dari World Best Practice atau perhitungan ideal dunia. Penggunaan energi di Indonesia lebih besar dibandingkan standar negara-negara berkembang di regional seperti India, Thailand, Vietnam sampai negara maju Jepang.
"Salah satu contoh memproduksi 1 ton produk baja, Indonesia memerlukan 650 Kwh, sedangkan Jepang hanya setengahnya 350 Kwh," ujar Alex di Kantornya, Jakarta, Senin (17/2).
Potensi penghematan energi di sektor industri Indonesia cukup besar, yakni sekitar 15-20 persen. Sedangkan, penggunaan energi baru dan terbarukan di sektor industri masih sangat terbatas.
"Namun, ada beberapa subsektor industri seperti industri pulp dan kertas dan semen yang sudah cukup signifikan menggunakan biomassa," jelasnya.
Menurutnya, penerapan hal baru di sektor industri memang tidak mudah. Sebelumnya, teknologi harus terbukti, suplai energi harus dijamin dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas dengan infrastruktur yang handal dan harga terjangkau.
Pemerintah sendiri pada 2025 menargetkan penggunaan energi baru terbarukan (renewable) mencapai 25 persen.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap, Begini Transformasi Industri Berbasis Teknologi Dilakukan Semen Indonesia Grup
Melalui TEMC, PT Semen Tonasa berhasil menghemat penggunaan energi hingga 4.899 Terajoule (TJ) atau setara dengan 167.228 ton batu bara.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kalah dari Filipina dalam Pemanfataan Energi Panas Bumi, Cek Faktanya
Filipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca SelengkapnyaArea Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya
Areal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Naik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023
Angka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaSederet PR Indonesia yang Bakal Punya Pembangkit Listrik Nuklir di Tahun 2032
Pembangkit tenaga nuklir dibangun oleh perusahaan listrik swasta asal Amerika Serikat, PT ThorCon Power Indonesia dengan kapasitas 500 MW.
Baca SelengkapnyaAkselerasi Dekarbonisasi, Pabrik Semen di Tuban Kini Gunakan PLTS Sebagai Sumber Energi
Pabrik Tuban sendiri berada pada posisi geografis dengan iradiasi energi matahari di atas rata-rata nasional sekitar 5,4 kWh/m2/hari.
Baca SelengkapnyaUsai 2 Tahun Alih Kelola Blok Rokan, PHR Capai Produksi Tertinggi 172.710 BOPD
Produksi PHR di Blok Rokan mencapai 172.710 BOPD, menjadi angka tertinggi sejak alih kelola dan menjadi angka produksi migas tertinggi di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaTerapkan Strategi Ini, PHE Temukan 1,4 Miliar Barel Setara Minyak Sepanjang 2023
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaData Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Selengkapnya