Pupuk Kaltim Jalankan 23 Program untuk Tekan Emisi Karbon
Merdeka.com - Pemerintah menargetkan Indonesia bebas emisi karbon di 2060, dengan melepaskan ketergantungan penggunaan energi fosil. Dengan demikian, Indonesia akan mulai beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT), sehingga transisi penggunaan energi fosil ke EBT akan menjadi tujuan pemerintah.
Target ini pun disambut baik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Perusahaan terus fokus menjaga keberlangsungan lingkungan, termasuk dalam hal penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
"Seluruh proses produksi PKT terlebih dulu dianalisis dampak lingkungan, mencakup metode pengelolaan dan pemantauan yang wajib dilakukan sesuai dokumen lingkungan, termasuk dampak risiko agar proses bisnis dengan risiko lingkungan yang tinggi dimitigasi menjadi rendah," kata Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi dikutip dari Antara, Jumat (7/5).
Untuk pengurangan emisi GRK, Pupuk Kaltim memiliki 23 program yang mencakup pengurangan emisi di proses produksi hingga fasilitas penunjang.
Sebagai produsen pupuk urea terbesar di Indonesia, Pupuk Kaltim telah menyusun kebijakan terkait lingkungan, melalui penerapan Life Cycle Assessment (LCA) yang mencakup 5 aspek lingkungan, di antaranya efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air limbah, pengurangan pencemaran udara, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, 3R limbah non B3 dan perlindungan keanekaragaman hayati.
Ragam inisiatif dan inovasi lingkungan yang dijalankan Pupuk Kaltim, diselaraskan dengan indikator capaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Realisasi tersebut menghasilkan perbaikan kualitas lingkungan di sekitar area kelola maupun wilayah terdekat Perusahaan, sesuai persyaratan kepatuhan dalam peraturan perundangan terkait beyond compliance.
"Pupuk Kaltim berkomitmen penuh mengeliminasi dampak aktivitas produksi terhadap lingkungan, dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup secara seksama dan bertanggung jawab," ujar Rahmad Pribadi.
Lepas Emisi Karbon 2060
Komitmen dan keberhasilan Pupuk Kaltim menekan penurunan emisi, mendapat penghargaan dari Majalah Investor, yaitu kategori Green Elite Penurunan Emisi Korporasi, Platinum Plus kategori Transparansi Perhitungan Emisi Korporasi, serta penghargaan Emisi Korporasi 2021 untuk Direktur Utama PKT.
Pupuk Kaltim dinilai sebagai salah satu perusahaan yang berkomitmen mendukung pemerintah dalam mencapai target penurunan emisi, sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016. Hal ini melihat capaian kinerja lingkungan dan terobosan yang berhasil diraih anak perusahaan PT Pupuk Indonesia itu, khususnya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan menargetkan Indonesia bebas emisi karbon di 2060, dengan melepaskan ketergantungan penggunaan energi fosil.
"Pemerintah punya target untuk mencapai zero nett emission tahun 2060 atau kalau bisa lebih cepat dari ini. Oleh karena itu, upaya keras transisi fosil dan EBT ini jadi tugas kita," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam webinar bertajuk Revitalisasi Kebijakan Ekonomi Maritim dalam Mendukung Kualitas Pemulihan Nasional, Jakarta, Jumat (7/5).
Terlebih berbagai negara di dunia juga telah mengarah pada tujuan yang sama, beralih ke energi bersih. Luhut mengklaim agenda besar Indonesia ini mendapat sambutan baik berbagai negara di dunia.
"Indonesia juga dinilai sebagai negara yang cukup maju pemikirannya karena memindahkan penggunaan fosil ke energi baru terbarukan," imbuhnya.
Luhut mengatakan, sumber EBT akan melimpah dari sektor maritim. Untuk itu, pemerintah aka memanfaatkannya untuk melistriki kawasan industri yang sedang dikembangkan di berbagai daerah.
Salah satunya kawasan industri di Kalimantan Utara akan dibuat dengan menggunakan PLTA. Kawasan industri tersebut diklaim akan menjadi yang pertama dalam mengembangkan energi hijau yang terintegrasi di dunia. "Ini salah satu integrasi industri terbesar di dunia karena luasannya mencapai 12.500 hektar," kata dia.
Proyek ini pun ditargetkan akan mulai di tahun 2021. Diperkirakan akan ada 11 mega watt listrik yang dihasilkan dari PLTA tersebut. "Kita harap groundbreaking ini bisa kita lakukan tahun ini. Di situ ada kira-kira 11k megawatt yang akan bisa kita gunakan," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pupuk Kaltim Catat Telah Jual 2 Juta Ton Pupuk Urea Sepanjang 2023
Dijelaskan Wisnu, pelanggan merupakan salah satu faktor penting terhadap penjualan Pupuk Kaltim, sehingga pelayanan yang diberikan pun terus dimaksimalkan.
Baca SelengkapnyaLusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaLewat Berbagai Upaya, Pertamina Patra Niaga Berperan Aktif Mengurangi Emisi Karbon
Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen mendorong pengurangan emisi karbon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Sulap Buah Kelapa Tak Layak Konsumsi Jadi Bahan Bakar Pesawat
Saat ini buah kelapa menjadi komoditas yang potensial untuk dikembangkan menjadi bioavtur.
Baca SelengkapnyaMulai Ramadan 2024, Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Layanan Penerbangan
Dengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaUpaya Menjaga Lingkungan Indonesia Tetap Berkualitas di Usia Emas pada 2045
Pemerintah perlu mengajak seluruh elemen untuk berkontribusi signifikan dalam komitmen Indonesia menjalankan program mitigasi.
Baca SelengkapnyaPengertian Limbah Cair dan Dampaknya bagi Lingkungan, Ancam Ketersediaan Air
Limbah cair dapat menyebabkan kelangkaan air dan kerusakan ekosistem.
Baca Selengkapnya