Merdeka.com - Pasar Indonesia dinilai sudah terkena pukulan ganda derasnya barang impor yang masuk pasar domestik. Hal ini akibat produk lokal kalah bersaing dan impor ilegal membuat penerimaan negara tergerus. Pemerintah harus meningkatkan daya saing khususnya harga dengan menekan bunga kredit, menurunkan harga gas, revisi UU Ketenagakerjaan serta insentif pada inovasi dan infrastruktur.

Direktur Utama PT Mustika Ratu Putri Kuswisnu Wardani menegaskan salah satu contoh produk kosmetik di Indonesia berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan hanya mencapai 60 persen. Sisanya dikuasai pasar impor. "Angka ini belum termasuk yang ilegal yang cukup besar," katanya saat di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/6).

Dia mengatakan salah satu cara adalah dengan mengawasi penerapan aturan label berbahasa Indonesia karena masih banyak ditemukan di masyarakat yang tidak menggunakan label Indonesia, sehingga berindikasi itu ilegal. Pemerintah harus bisa melindungi pasar domestik yang cukup besar.

Hal yang bisa dilakukan pemerintah dengan membuat peraturan yang pro pada kebutuhan pelaku usaha serta pemetaan keunggulan produk lokal. "Misal kita ada demand yang tinggi dan pelaku usaha sudah bisa memenuhi maka harus ada kebijakan yang melindungi," tuturnya.

Dia mengatakan BKPM perlu menarik investor yang ingin berinvestasi pada produk bahan pendukung. Hal ini bertujuan untuk menambah nilai tambah produk lokal agar dapat bersaing. "Perlu ada kerja sama antara retail modern dan tradisional agar produk-produk dapat di display di toko mereka dan juga penerapan SNI dapat membendung impor yang besar," ucapnya.