Presiden Jokowi: Perubahan memang menyakitkan, harus ada pengorbanan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo malam ini membuka acara World Economic Forum (WEF) ke-24 di Hotel Shangri-la, Jakarta. Dalam pembukaannya, Jokowi curhat kepada para investor dunia, bahwa dirinya kerap mendapat desakan dari masyarakat untuk membawa perubahan pada kehidupan di Indonesia.
Namun, Jokowi menyadari perubahan ini bukan tanpa konsekuensi. Harus ada pengorbanan. Menurut Jokowi, masyarakat sudah menyadari akan hal ini dan siap menerimanya.
"Perubahan bisa menyakitkan, perubahan bisa menciptakan pemenang, tapi tidak ada kemajuan tanpa perubahan, tanpa ada yang tersakiti. Masyarakat kami pintar bahwa untuk berubah harus ada pengorbanan," ujar presiden di Jakarta, Senin (20/4).
Jokowi mengatakan Indonesia ialah bangsa yang kuat. Bangsa yang mampu bertahan dari segala terpaan masalah perekonomian dunia. Seperti yang saat ini tengah terjadi.
Dia mencontohkan, sekitar tahun '90, Indonesia diterpa berbagai macam krisis. Mulai dari harga minyak dunia dan CPO jatuh hingga krisis moneter. Akan tetapi, Indonesia bisa selamat. Kuncinya tentu beradaptasi pada perubahan.
"Saat ini kita berada di situasi yang sama. Harga komoditas hancur, mata uang juga hancur, banyak sekali hal-hal yang menyakitkan tapi saya katakan kita sudah menghadapi sebelumnya dan kita bisa hadapi sekali lagi," tuturnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Jokowi memutuskan menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk memperkuat kondisi keuangan dalam membiayai pembangunan. Kondisi ini diyakini dapat memperkuat kepercayaan investor sehingga mau menanamkan modalnya di Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Jokowi juga menyadari, pengalihan dana subsidi menimbulkan pertanyaan di masyarakat, apalagi hasil pengalihan subsidi tidak bisa dilihat secara instan. Masyarakat bertanya tanya dan ingin tahu ke mana uang ratusan triliun ini dialihkan.
"Kita membuat keputusan yang sulit, memang pahit, ini pahit di depan tapi memang tidak boleh lama-lama. Kalau lama-lama, rakyat juga jadi berpikir duitnya ke mana?," kata Presiden Jokowi.
Jokowi menyebut, kalau infrastruktur yang dibangun dengan anggaran pengalihan subsidi BBM sudah jadi, rel kereta apinya jadi, tolnya jadi, pelabuhannya jadi, airport-nya jadi, pengalihan subsidi juga pertanian selesai, nanti akan rakyat juga akan merasakan betapa perubahan itu akan kelihatan. "Nanti kalau barangnya nanti jadi, saya yakini kepercayaan kepada pemerintah akan jauh lebih dari hari ini. Saya yakini itu," tegas Jokowi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman
Jokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Bocorkan Isi Pembicaraan dengan Jokowi
Alasan Presiden mengaungkan kebijakan hilirisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaJokowi Anggap Petisi UGM dan UII Bagian Demokrasi: Setiap Orang Boleh Berpendapat
Jokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca Selengkapnya