Presiden Jokowi: Kalau Rupiah Menguat Terlalu Cepat, Kita Harus Hati-Hati
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi nilai tukar Rupiah yang terus menguat dalam beberapa waktu terakhir. Namun, dia menambahkan, ada beberapa pihak yang tak suka dengan penguatan tersebut. Salah satunya eksportir, yang disebutnya merasa terancam lantaran bakal berdampak terhadap daya saing.
"Kalau menguatnya terlalu cepat kita harus hati-hati. Ada yang senang ada yang tidak senang. Eksportir pasti tidak senang karena Rupiah menguat, sehingga daya saing kita akan menurun," jelas Presiden Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Jakarta, Kamis (16/1).
Di tempat yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengungkapkan, penguatan yang terjadi pada Rupiah saat ini lantaran mata uang negara telah sesuai dengan fundamental.
"Bukan hanya Rupiah sendirian yang menguat, tapi karena ada faktor fundamentalnya. Dengan nilai tukar sekitar Rp 13.600 masih sesuai dengan fundamental kita," kata Dody.
Berbanding terbalik dengan Presiden Jokowi, Dody menganggap tak ada pihak yang dirugikan dalam penguatan Rupiah ini. Tak terkecuali eksportir, yang harga komoditasnya saat ini mengacu pada harga global.
"Kalau melihat harga komoditas global, komoditas kita memang kecenderungannya masih turun karena world trade membuat harga turun," terang dia.
Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Kamis (16/1) berhasil rebound dari pelemahan satu hari sebelumnya. Rupiah hari ini dibuka terapresiasi 17 poin di level Rp 13.678 per USD. Adapun perdagangan Rupiah pada Rabu (15/1) kemarin ditutup pada level Rp 13.695 per USD, melemah 0,11 persen atau 15 poin.
Rupiah Bakal Masih Berlanjut Menguat
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, meyakini Rupiah akan terus menguat setelah undang-undang Omnibus law cipta karya dan perpajakan disetujui. Belum lagi jika investasi badan usaha pengelola investasi negara (sovereign wealth fund) berjalan.
"Nanti selesai omnibus law, akan jauh lebih kuat (Rupiah). Nanti lihat lagi selesai sovereign wealth fund pasti tambah kuat lagi. Nanti lihat masuk middle east ini. Abu dhabi kan terkenal kuat sekali," ujarnya.
Selain itu kondisi ekonomi Indonesia yang membaik juga menjadi faktor penguatan Rupiah. Seperti kondisi makro yang cukup positif, angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, hingga angka inflasi.
"Kita juga memberikan kepada market mekanisme. Ini market saja yang membuat begitu," imbuhnya.
Namun, dia berharap penguatan Rupiah tidak terlalu cepat dan tetap sesuai fundamental. Sebab bila terlalu cepat akan mengganggu iklim ekspor. "Jangan sampai nanti terlalu cepat menguatnya. (Kalau) cepat menguat kan ekspor kita jadi masalah," kata Menko Luhut.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaCurhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaJokowi Klaim Harga Beras Turun: Coba Cek di Pasar
"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," kata Jokowi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaSoal Harga Beras, Jokowi: Jangan Tanya Saya, Lihat Saja Langsung di Lapangan Sudah Turun
Jokowi meminta agar dicek langsung di Pasar Induk bagaimana kondisi harga beras saat ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca Selengkapnya