Presiden baru wajib waspadai rencana Amerika naikkan suku bunga
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo kembali mengingatkan pemerintahan baru periode 2014-2019 untuk waspada pengaruh negatif ekonomi dari sisi global. Terutama rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuan tahun depan.
"Paling tidak kondisi di mana The Fed itu akan melakukan normalisasi kebijakannya itu faktor yang penting," ujarnya selepas mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden di DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8).
Bank sentral sudah berjaga-jaga menghadapi potensi negatif itu dengan mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen selama 10 bulan. Perkiraan BI, The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 1 persen hingga 1,15 persen, dari saat ini yang ada di posisi 0,8 persen.
Tak cuma The Fed yang hendak menaikkan suku bunga karena perekonomian domestik mulai membaik, Bank of England juga berniat melakukan kebijakan serupa. Kalau negara-negara maju sudah menaikkan suku bunga, maka Indonesia terancam mengalami pembalikan arus modal asing.
Beruntung, kata Agus Marto, Indonesia memiliki modal fundamental ekonomi yang kokoh. Sehingga investor diyakini tetap tertarik menanamkan modal ke Tanah Air tahun depan.
Cerminannya, menurut Gubernur BI, adalah cadangan devisa yang kini sebesar USD 110,5 miliar. Supaya bisa mencapai posisi tertinggi seperti 2011 ketika simpanan mata uang asing di bank sentral mencapai USD 124 miliar, perlu usaha ekstra dari pemerintah memperbaiki kualitas ekspor.
Dulu cadev menggelembung karena ekspor minyak dari Tanah Air masih untung besar. Kini dengan transaksi berjalan defisit lantaran impor migas membengkak, cara yang sama menggenjot simpanan mata uang asing tak bisa lagi dijalankan.
"Kalau pemerintahannya bisa bersama dengan pemerintahan daerah betul-betul mengarahkan agar daya saing Indonesia membaik dan bisa melakukan ekspor yang terdiversifikasi, pasti surplus barang dan jasa akan terwujud. Ini akan membuat ekonomi kita semakin kuat fundamentalnya," kata Agus Marto.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Berencana Naikkan Dana Peremajaan Sawit Jadi Rp60 Juta Per Hektare
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaCurhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaJokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar
Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.
Baca Selengkapnya