Merdeka.com - Presiden Asian Development Bank (ADB), Takehiko Nakao menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta. Nakao menyoroti strategi reformasi yang dilakukan Indonesia agar perekonomian terus bergerak di tengah ketidakpastian global.

"Kemarin Indonesia sudah mereformasi Daftar Negatif Investasi (DNI). Hal itu memberi pesan yang baik ke para investor di dunia," ujar Nakao di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/2).

Menurut dia, ADB selalu mendukung program-program pemerintah. Salah satunya dengan memperbesar alokasi dana pinjaman untuk Indonesia.

"Tahun lalu sebesar USD 1,7 miliar. Tahun sebelumnya, jangka waktu 5 tahun, sebesar USD 700 juta. Kami berkomitmen USD 10 miliar dalam 5 tahun kedepan, ada peningkatan. Dan kami ingin mendukung upaya Indonesia dalam hal pengembangan investasi infrastruktur dan reformasi birokrasi," kata dia.

Mengenai pinjaman siaga (standby loan) untuk Indonesia, Nakao mengaku tidak ada pembicaraan khusus mengenai itu. Secara umum, lanjut Nakao, ADB selalu siap membantu negara-negara yang sedang menghadapi persoalan dan membutuhkan bantuan, termasuk Indonesia.

"Tapi Indonesia saat ini, tidak ada pesan ke arah sana (standby loan)," tegas Nakao.

Namun, kata dia, apabila dibutuhkan ADB siap meningkatkan alokasi dana pinjamannya untuk Indonesia.

"Saat ini, cadangan devisa (Indonesia) sudah meningkat, dan nilai tukar mata uang juga sudah stabil. Jadi saya tidak melihat ada kebutuhan untuk itu (meningkatkan alokasi dana pinjaman). Tetapi secara umum, apabila ada negara-negara yang membutuhkan, kami akan mengaturnya," pungkas Nakao.