Merdeka.com - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Sofyan Basyir mengatakan keputusan pemerintah untuk menjual BBM bersubsidi dengan dua harga tidak akan mengganggu sektor mikro. Pasalnya, kenaikan harga hanya berlaku bagi mobil pelat hitam.

"Yang disebut bisnis mikro, misalkan dia punya angkutan, kan nggak kena, kecuali dia pelat hitam, dia pakai saja angkutan yang pelat kuning, kan selesai. Kalau mikro, dia rata-rata nggak punya mobil sendiri. Pasti pakai angkutan umum," tutur Sofyan di Gedung BRI 1 di Jakarta, Jumat (19/4).

Saat ini, nasabah mikro BRI, utamanya dari kredit usaha rakyat (KUR), sudah mencapai angka 7,2 juta debitur. "Saya nggak khawatir kredit macet mikro, karena mereka ada yang sakit, kredit macet, pasar kebakaran, kredit macet," ungkap Sofyan.

Per Januari 2013, total kucuran KUR BRI untuk segmen mikro mencapai Rp 48,26 triliun kepada 7,2 juta debitur sejak diluncurkan pada 2008 lalu. Permintaan KUR Mikro yang cukup tinggi terjadi karena akses yang semakin mudah bagi para pelaku usaha pemula. Salah satunya melalui Teras BRI.

Selain itu, strategi jemput bola yang dilakukan perseroan dinilai efektif meningkatkan jumlah debitor mikro BRI. Secara keseluruhan, jumlah debitor KUR Mikro BRI mencapai 7,2 juta, lebih besar dibanding 81.000 debitor KUR ritel dengan total sebesar Rp 12,88 triliun.