Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Prediksi pasar terkait kemenangan Capres Jokowi

Prediksi pasar terkait kemenangan Capres Jokowi Jokowi - Prabowo. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia telah selesai menggelar pesta akbar demokrasi untuk memilih calon presiden beserta wakil kemarin. Berdasarkan perhitungan cepat beberapa lembaga survei, pasangan Jokowi - JK lebih unggul dibanding Prabowo - Hatta.

Hasil hitung cepat ini memang belum final karena masih menunggu keputusan perhitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, bukan berarti hasil hitung cepat ini tidak memiliki dampak. Hasil ini tentu sudah menimbulkan gambaran akan kepastian pemerintahan mendatang bagi pelaku bisnis ekonomi.

Kepastian politik jelas sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan iklim perekonomian Indonesia. Menteri Keuangan, Chatib Basri, sendiri menyatakan terdapat momentum perbaikan ekonomi pada pemilihan presiden kali ini seandainya situasi politik aman. Dalam perdagangan valuta asing kemarin (8/7), nilai tukar Rupiah mulai menguat, dari semula Rp 11.800 per USD menjadi Rp 11.600 per USD.

"Paling penting itu pemilu aman. Kalau bicara fundamental ekonomi kan sebenarnya tidak ada yang berubah, berarti ini murni sentimen investor. Orang melihat pemilu ini relatif aman," kata Chatib.

Supaya kondisi ini terjaga, dan perekonomian menerima dampak positif, menkeu berharap pasangan calon presiden dan wakil presiden dari kedua kubu harus berikhtiar menerima setiap hasil hitung cepat.

"Mudah-mudahan sore nanti kita sudah tahu hasilnya, itu yang jadi concern dalam pemilu oleh investor. Kalau pemilu aman Rupiah akan lebih membaik, dan akhirnya defisit APBN bisa semakin kecil," kata menkeu.

Akan tetapi, analis pasar justru memperkirakan efek kemenangan Jokowi di hitung cepat tidak akan berdampak signifikan pada perekonomian. Rupiah memang akan menguat namun tidak akan menembus lebih dari Rp 11.000 per USD.

Analis Asia Finansial Network, Agus Susanto Benzaenuri kepada merdeka.com mengatakan enggan beranjaknya Rupiah di bawah Rp 11.000, karena sejak akhir tahun lalu atau sejak semester kedua ini kebutuhan Dollar tinggi. Ditambah, defisit di sektor minyak mentah dan produknya membuat permintaan Dollar masih tinggi. "Yang perlu di waspadai pasca euforia Pilpres," ucapnya.

Sentimen dari The Fed di mana akan menormalisasi kebijakan moneternya juga menjadi alasan. Pasalnya, BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga likuiditas dan investor asing tetap di Indonesia.

"Akibatnya di sektor keuangan suku bunga kredit akan naik sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan sektor riil yang justru menahan pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.

Maka dari itu, diyakini efek Jokowi tidak akan berpengaruh signifikan pada ekonomi Indonesia. Kondisi luar negeri akan lebih memegang pengaruh dibanding Jokowi.

Hal sama juga berlaku untuk bursa saham. Jika presiden terpilih sesuai harapan dan ekspektasi pasar serta investor, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa bertengger di posisi tertinggi dalam kurun waktu cukup panjang. Presiden Director PT Batavia Prosperindo Aset Management, Lilis Setiadi menuturkan, jika presiden terpilih tidak sesuai ekspektasi market, investor bisa panik dan aliran dana keluar bisa tak terbendung. Dalam pandangannya, efeknya akan seperti bola salju, terus membesar.

Lalu pertanyaannya, apakah Jokowi merupakan harapan pasar khususnya investor asing yang mana merupakan penanam modal dominan di bursa saham? Menkeu Chatib Basri selepas lawatan ke London, Inggris, dan University of Chicago pekan lalu, membenarkan beberapa investor asing punya calon presiden jagoan.

Mereka juga khawatir prospek menanamkan modal di Indonesia, seandainya pasangan yang mereka favoritkan kalah. Kendati demikian, dia optimis bila pemilihan presiden berlangsung damai, kepercayaan pasar bakal kembali normal.

"(Investor asing) ada yang memilih spesifik calon tertentu. Mereka satu-dua ada yang bilang demikian kepada saya," kata Chatib.

Pertanyaan menkeu membenarkan pernyataan beberapa pengusaha dan analis perbankan, bahwa investor asing punya preferensi politik tertentu kepada salah satu capres. Dia melihat, investor asing lebih mengkhawatirkan bila hasil hitung cepat pilpres selisihnya tipis, lalu muncul gejolak sosial politik.

"Concern-nya itu yang paling utama adalah chaos. Mereka bertanya misalnya gini, bener enggak kalau jaraknya (hasil pemungutan suara) dekat, terus pemilunya dibatalin? Saya bilang, ini hanya satu putaran, kemudian pemenang 50 persen plus satu," ungkap Chatib.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Survei Pilpres Terbaru Indikator: 38,8% Anggota Aktif NU di Jatim Dukung Capres Pilihan Jokowi
Survei Pilpres Terbaru Indikator: 38,8% Anggota Aktif NU di Jatim Dukung Capres Pilihan Jokowi

Survei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Survei Indikator Politik: 74,8 Persen Pemilih Ganjar-Mahfud Puas Kinerja Jokowi
Survei Indikator Politik: 74,8 Persen Pemilih Ganjar-Mahfud Puas Kinerja Jokowi

Survei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin.

Baca Selengkapnya
Soal Harga Beras, Jokowi: Jangan Tanya Saya, Lihat Saja Langsung di Lapangan Sudah Turun
Soal Harga Beras, Jokowi: Jangan Tanya Saya, Lihat Saja Langsung di Lapangan Sudah Turun

Jokowi meminta agar dicek langsung di Pasar Induk bagaimana kondisi harga beras saat ini.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya
Ini Janji Jokowi ke Warga saat Blusukan ke Mamasa
Ini Janji Jokowi ke Warga saat Blusukan ke Mamasa

Jokowi mengecek kondisi harga-harga bahan pokok di daerah tersebut sekaligus infrastruktur pasar di Mamasa.

Baca Selengkapnya