PR berat hadapi presiden anyar di dunia penerbangan
Merdeka.com - Industri penerbangan berharap pemerintahan yang baru memperhatikan transportasi udara untuk menghadapi open sky atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Sebab, perdagangan bebas Asia Tenggara, mengharuskan setiap pelaku usaha bisa bersaing dengan sehat.
"Harapan kita, competitive platform yang kita rasakan di Indonesia paling tidak harus sama dengan negara tetangga," ujar Direktur utama Citilink, Arief Wibowo di Kantornya, Jumat malam, (4/7).
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh industri penerbangan. Pertama, masih menghadapi biaya bahan bakar atau avtur pesawat yang tinggi dibanding negara ASEAN. Contonya, tahun lalu perbedaan harga avtur di Singapura USD 71 sen per liter, dan jakarta USD 78 sen per liter, sedangkan di Papua USD 103 sen. "Itu sesuatu yang membebani kita dalam rangka open sky. Jadi itu ada beberapa faktor."
Kedua, menghadapi bea masuk yang tetap diterapkan kepada maskapai nasional. Arief mengaku telah menghadap ke Direktur Jenderal Perindustrian mengenai keringanan tarif bea masuk.
Padahal, selama ini industri penerbangan memiliki peran dapat membantu pertumbuhan perekonomian berbasis angkutan udara. Bea masuk ditetapkan karena ada kepentingan untuk melindungi industri penerbangan domestik yakni PT DI. "Jadi memang kalau toh bersaing dengan sudah siap menggunakan produk dalam negeri juga enggak apa-apa," katanya.
Tetapi, tidak semua komponen pesawat bisa dibuat di dalam negeri. Bahkan, dalam membuat komponen penerbangan prosesnya panjang, dan pelaku usaha maskapai tidak dapat menunggu itu. "Disitulah peran pemerintah."
Kemudian, ketiga menghadapi keterbatasan hal yang terkait dengan infrastruktur yang ada di Indonesia. Apalagi, airlines harus diatur tarif batas dalam rangka mempertimbangkan inflasi yang menjadi salah satu pertimbangan dari Kemenhub.
"Tetapi sama juga kalau ada biaya-biaya yang naik di infrastruktur itu harus ada peran pemerintah di sana dan harus ada regulasi khususnya yang monopolistis," katanya.
Dia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan serta kemudahan bagi dunia penerbangan. Hal ini terutama terkait dengan related cost industri penerbangan. Harus ada kejelasan dari Kemenhub terkait batas atas yang saat ini sudah dievaluasi lagi. Meskipun sudah ada cosy coverage atau cost recharge yang ditetapkan pemerintah.
"Dunia airlines ini yang utama maskapai nasional kita bersaing bebas, tetapi menghadapi natural monopolitics, karena provider avtur saja. Semua bandara saja menaikkan ratenya, kemudian di satu sisi batas atas cost coverage 60 per jam, kenaikan PSI, naik 150 menjadi 2000. Domestik juga mau naik lagi, airnav juga mau naik lagi," jelasnya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaGiliran Beras Naik Teriak-teriak, Petani 'Gaji PNS Naik, UMR Naik Kami Diam'
Belakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000
Besaran nominal tunjangan kinerja yang dibayar per bulan itu dibagi atas 17 tingkatan kelas jabatan.
Baca SelengkapnyaData BPS: Minat Masyarakat Naik Pesawat Belum Tinggi
BPS menjabarkan ada dua faktor penumpang pesawat rendah, padahal maskapai tidak menaikkan harga tiket.
Baca SelengkapnyaBeras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi
Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca Selengkapnya