Potensi subsidi BBM jebol makin nyata, menkeu salahkan DPR
Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri kini ikut pesimis dengan kemampuan pemerintah menjaga konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tetap seperti kuota 46 juta kiloliter (KL) sampai akhir tahun. Dia menyatakan sudah mengingatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar APBN Perubahan 2014 memberi ruang tambahan anggaran seandainya realisasi konsumsi melebihi target.
Dengan demikian, jebolnya kuota premium dan solar akan langsung menjadi masalah pemerintahan baru.
"DPR sudah saya kasih tahu, kasih fleksibilitas pemerintahan yang baru ini. Tapi kan DPR-nya enggak mau, jadi tidak mungkin lagi ditambah apapun yang terjadi," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (18/7).
Walau menyerahkan solusi pada pemerintahan baru, Chatib mengaku tidak lepas tangan. Dia sudah berusaha memberitahu masalah tersebut pada DPR saat membahas asumsi makro dua bulan lalu.
"Pas di DPR saya bilang hati-hati dengan ini, karena bisa di pemerintahan yang baru nanti punya soal. Makanya saya buat nota, catat ya pemerintahan sekarang sudah kasih tahu," cetusnya.
Persoalan subsidi BBM ini sama seperti kewajiban pemerintah menjaga defisit APBN jangan sampai melampaui 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Artinya, negara tak bisa begitu saja menambah dana subsidi seandainya konsumsi tahunan melampaui target.
Dalam keterangan tertulis hari ini, Jumat (18/7), Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Hanung Budya menjelaskan tanpa upaya penghematan yang konkret kuota solar akan habis pada 30 November 2014. Sedangkan premium jatah subsidinya ludes pada 19 Desember 2014.
"Dengan perhitungan kami, terlebih ada peningkatan konsumsi BBM bersubsidi saat Lebaran, jatah BBM bersubsidi tak akan cukup sampai akhir tahun ini," kata Hanung.
Sampai akhir semester I 2014, realisasi penyerapan BBM bersubsidi mencapai 22,9 juta kiloliter.
Sampai dengan 30 Juni 2014, premium tersalurkan sebanyak 14,52 juta kiloliter, sedangkan realisasi penyaluran solar pada periode yang sama mencapai 7,92 juta kiloliter, dan kerosin (minyak tanah) tersalurkan sekitar 468.000 kiloliter.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaAmran menyebutkan untuk penebusan solar bersubsidi, petani cukup menggunakan tanda tangan kepala desa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaLayanan ini sangat memiliki dampak yang positif karena adanya angkutan yang menjangkau daerah terdepan, terpencil, terluar dan perbatasan.
Baca SelengkapnyaIni tanggapan Menteri Trenggono soal penghapusan BBM subsidi untuk nelayan.
Baca SelengkapnyaMasa kampanye pemilu 2024 akan berakhir pada Sabtu, 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPengelolaan SPBU apung kembali menyediakan BBM bersubsidi jenis solar untuk para nelayan di perairan Jakarta.
Baca Selengkapnya"Kami sudah menerjunkan personel untuk melakukan penyelidikan. Sedangkan kami telah mengantongi identitas pemilik gudang," ungkap Puji.
Baca Selengkapnya