Merdeka.com - Penggunaan energi baru dan terbarukan mulai dilakukan di beberapa negara. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan, ketergantungan beberapa negara di Asia Pasifik terhadap batu bara harus diimbangi dengan teknologi yang bisa menjaga kualitas lingkungan. Bahan bakar karbon itu sering dituding menjadi penyebab kerusakan iklim global.

Abe, yang selama menjabat menerapkan kebijakan stimulus moneter longgar, menyatakan negaranya berhasil menciptakan generator temperatur tinggi yang ramah lingkungan. "Teknologi ini dapat membuat penggunaan batu bara lebih efisien," ujarnya di sela diskusi CEO Summit di BICC, Nusa Dua, Bali, Senin (7/10).

Pemimpin dari Partai Demokratik Liberal (LDP) ini menjawab pertanyaan peserta diskusi soal langkah yang dilakukan Jepang untuk mengatasi persoalan energi namun tetap menjaga lingkungan.

Dia mengingatkan, selain penyediaan energi berkelanjutan, Forum seperti APEC wajib mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah lebih baik. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi.

Terkait isu energi ramah lingkungan, Direktur The Earth Institute Columbia University Jeffrey Sachs yang menjadi panelis di sesi sebelumnya menyatakan, isu itu harus menjadi perhatian anggota APEC.

Sebab, berangkat dari data yang dimilikinya, perubahan iklim global dipengaruhi aktivitas industri yang tidak sadar lingkungan. Dia mencontohkan pertumbuhan ekonomi China, mengandalkan 70 persen batu bara.

"Hal ini secara signifikan mengubah iklim global, selain itu produksi karbondioksida juga terus meningkat. Kita harus bertindak sekarang, jangan sampai cucu kita hidup tak sehat di masa depan," kata Sachs.