PLN: Mobil Listrik Lebih Irit Dibanding Bensin, Cuma Butuh Rp3.000 per 10 Km
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) memastikan bahwa biaya konsumsi mobil listrik lebih murah dibandingkan mobil mesin bensin. Hal ini terjadi akibat adanya efisiensi energi yang lebih maksimal dalam penggerak mobil listrik.
Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo merincikan, untuk rata-rata mobil saat ini membutuhkan 1 liter bahan bakar minyak (BBM) untuk jarak tempuh 10 kilometer (km). Di mana harga bensin dan solar non subsidi sebesar Rp9.500 per liter. Dengan demikian, untuk jarak tempuh 10 km, mobil menggunakan bensin membutuhkan biaya sebesar Rp9.500.
Sementara untuk jarak tempuh yang sama, mobil listrik hanya memperlakukan daya listrik sebesar 2 kilo watt hour (kWh). Di mana tarif PLN sebesar Rp1.467 per kWh, maka mobil listrik hanya membutuhkan biaya listrik sebesar Rp2.934 per 10 km atau hanya sekitar Rp3.000 per 10 km.
"Satu kWh listrik, kalau rumah tangga Rp1.467. Kali dua kurang lebih Rp3.000. Jadi kalau pakai mobil bensin 10 km biayanya Rp9.500, kalau pakai listrik Rp3.000," ujar Darmawan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (17/1).
Dia menjelaskan, hasil pembakaran BBM untuk menggerakkan mesin mobil cenderung tidak maksimal. Mengingat, dari 1 liter BBM hanya 80 persen di antaranya yang dapat diubah menjadi bahan bakar penggerak mobil.
Kondisi ini berbeda dengan mobil listrik, yang menggerakkan mesin dengan jumlah pasokan sumber tenaga yang lebih rendah. "Efisiensi lebih dari 60 persen," ucapnya.
Menteri Bambang Minta Masyarakat Beli Kendaraan Listrik Lokal
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro meminta masyarakat turut mendukung pembangunan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya dengan membeli kendaraan listrik dalam negeri, seperti Gesits.
"Kita harus menciptakan rangkaian yang penuh, untuk mendukung segala aspek pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," kata Bambang dalam Roadmap Ekosistem Kendaraan Listrik dalam Mendukung Solusi Transportasi Ramah Lingkungan, di Jakarta, Jumat (13/12).
Dia mencontohkan perusahaan mobil Hyundai asal Korea Selatan, yang sukses dikarenakan produknya dibeli oleh masyarakat Korea Selatan. Diharapkan, Gesits juga bisa mengikuti kesuksesan Hyundai.
Dia berharap, dengan acara ini kendaraan listrik buatan dalam negeri bisa diminati masyarakat Indonesia. "Kunci suksesnya, yaitu harus dimulai dengan konsumsi dalam negeri. Bagi kami inovasi adalah masa depan bangsa," imbuhnya.
Bambang menambahkan, uji coba kendaraan listrik ini sejalan dengan target pemerintah mencapai penurunan emisi gas rumah kaca, salah satunya dengan mengurangi polusi udara, baik dari pembangkit listrik maupun kendaraan.
Dia meminta PT PLN (Persero) harus siap dalam mendukung dan menyuplai energi listrik. Meski investasi kendaraan listrik ini mahal di awal, namun akan banyak keuntungan yang diperoleh jika sudah menggunakan dan menerapkan kendaraan listrik dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita tidak beli listrik, tapi charging. Kita sendiri sudah menciptakan program go green, maka PLN tolong perhatikan aspek antara nilai dengan biaya operasi," jelas Bambang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.
Baca SelengkapnyaCara mengurangi pengeluaran bulanan bisa dimulai dengan menghemat pemakaian energi listrik. Ini tipsnya.
Baca SelengkapnyaDarmawan memastikan kesiapan PLN untuk menghadirkan listrik yang tetap andal dan terjangkau demi menjaga daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaIstalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Baca SelengkapnyaPemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.
Baca SelengkapnyaLewat aplikasi PLN Mobile, pengguna mobil listrik bisa mengetahui titik mana saja yang tersedia SPKLU.
Baca SelengkapnyaAinul mengatakan akibat pemakaian listrik ilegal, dalam kurun tiga tahun terakhir terjadi peningkatan kerugian negara.
Baca Selengkapnya