PLN: Limbah Batu Bara Pembuangan PLTU yang Dulu Berbahaya Kini Bisa Diperdagangkan
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) gencar mensosialisasikan pemanfaatan bisnis limbah batu bara yang keluar dari kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Produk sisa hasil pembakaran batu bara atau fly ash dan bottom ash (FABA) dikeluarkan dari kategori B-3 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PT PLN (Persero), Yusuf Didi Setiarto bersyukur limbah batu bara hasil pembuangan PLTU yang dulu jadi momok, saat ini sudah menjadi limbah non-B3. Sehingga material sisa tersebut kini bisa diperdagangkan untuk mendulang rupiah dalam jumlah tak sedikit.
"Kata B3 dan non-B3 cuman beda tiga huruf. Tapi dampak keekonomiannya beda 12 digit," ujar Yusuf dalam sesi webinar, Kamis (7/4).
"Banyak negara sudah bersepakat bahwa FABA bukanlah limbah B3. Tinggal bagaimana perlakuan terhadap FABA sebagai limbah non-B3 ini dapat kita sepakati. Sehingga dalam operasionalnya nanti bisa menjadi lebih environmental wise," ungkapnya.
Dia ingin mengubah persepsi, FABA maupun sampah plastik yang dulunya dianggap limbah mengganggu, ternyata punya nilai ekonomi. Dari situ, PLN kini tengah membangun beberapa bisnis model, baik dalam skala korporasi maupun dalam skala ekonomi rakyat.
"Sehingga FABA yang semua dipersepsikan sebagai musuh bisa menjadi peluang bisnis, yang pada akhirnya bisa memberi manfaat bagi banyak pihak," kata Yusuf.
Limbah Dimanfaatkan untuk Jalan
Saat ini PLN, menjalin komunikasi intensif dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), agar limbah batu bara secara teknis dapat digunakan untuk konstruksi jalan raya maupun bahan bangunan.
Yusuf menilai, legalisasi dokumen tersebut sangat penting bagi sektor infrastruktur ke depan. Sehingga FABA nantinya bisa digunakan sebagai material untuk kegiatan proyek infrastruktur di berbagai wilayah.
"Kita percaya bahwa cost atau biaya yang ditimbulkan dengan pemanfaatan FABA ini, secara sederhana matematikanya adalah memberikan manfaat 50 persen. Jadi kalau kita punya uang untuk bangun jalan dengan konvensional material, dengan FABA ini kita bisa bangun 2 km jalan," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaLangkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melalui modal sosial yang diberikan oleh PNM Mekaar, Dewi saat ini telah bisa meluaskan pasar.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaJamu Dewi Poetri pun dikenalkan dan dipuji Jokowi layak masuk pasar yang lebih besar kepada seluruh anggota PNM yang hadir.
Baca SelengkapnyaUntuk mengakselerasi pertumbuhan SPKLU, PLN membuka kolaborasi dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaAda juga upaya membenturkan aparat Polri dan TNI dengan masyarakat.
Baca Selengkapnya