Plin plan soal BBM akan picu inflasi tinggi
Merdeka.com - Pemerintah yang tidak konsisten akan keputusan terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan berdampak pada laju inflasi yang tinggi dan beban subsidi BBM akan semakin memberatkan.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah harus segera membuat keputusan mengenai kenaikan harga BBM subsidi.
"Artinya makin lama, kita buat expected inflation. Makanya harus diambil keputusan, tetep paling bagus Mei, karena masih berpotensi rendah. Setelah itu akibat ke inflasi lebih berat, dan saving anggarannya juga berkurang," ujar dia yang ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (29/4).
Bambang memperkirakan, di luar keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, inflasi tahun ini akan mencapai 5,5 persen.
Menurut Bambang, dampak dari kenaikan harga BBM subsidi tersebut hanya bersifat temporer yaitu tiga bulan pertama. Tetapi setelah itu, anggaran negara menjadi sehat.
"Ada dampak tapi dampaknya enggak permanen. Temporer itu, dampak di tiga bulan pertama, habis itu sudah. Anggaran ke kita lebih sehat," pungkas dia.
Sebelumnya, Pemerintah mengaku masih menggodok rencana pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Selain rencana menjual premium dua harga, pemerintah masih mempertimbangkan kemungkinan satu harga jual. Jika satu harga jual, maka hampir dipastikan harga premium bakal dinaikkan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengungkapkan, jika dinaikkan dalam satu harga, maka nilainya berada di bawah Rp 6.500 per liternya.
"Jadi kan tidak mungkin Rp 6.500, berapa saja ini kita hitung," kata Jero.
Menurutnya, jika harga BBM bersubsidi jenis premium dijual Rp 6.500 per liter, dapat memberatkan masyarakat menengah ke bawah. Sehingga, keputusan soal BBM tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Kalau yang menengah atas kan sudah oke, mereka pikirannya sudah Rp 6.500. Yang bawah kan tadinya pikirannya kita tidak naik, cuma kok repot sekali," tandasnya.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaMenengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP
Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin Luruskan Janji BBM Gratis: Kita Beri Harga Khusus untuk Orang Paling Miskin
Cak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca Selengkapnya