Perusahaan warisan tetap harus profesional
Merdeka.com - Semakin banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang dibangun dan dimiliki keluarga. Pertanyaannya, berapa banyak yang mempersiapkan pewaris bisnis keluarga dengan karakteristik dan kemampuan bisnis mumpuni?
Seperti dilansir The Jakarta Consulting Group, perusahaan konsultan bisnis ini pernah melakukan survei terhadap 87 perusahaan keluarga skala menengah ke atas. Hasilnya,tak semua perusahaan keluarga di Indonesia menyiapkan penerus melalui perencanaan suksesi untuk memimpin perusahaan. Hanya 67,8 persen responden yang mengaku mempersiapkannya. Sisanya atau 32,2 persen belum atau tidak menyiapkannya.
Keberlanjutan dan masa depan bisnis keluarga tergantung dari pemegang tongkat estafet selanjutnya. Di tangan mereka lahir keputusan dan kebijakan perusahaan menghadapi ketatnya percaturan bisnis. Salah sedikit bisa tergelincir dan jatuh di tengah jalan.
Meski perusahaan keluarga atau warisan orang tua, budaya keluarga pantang dibawa dan diterapkan dalam menjalankan roda bisnis. Ini menjadi salah satu kunci agar perusahaan keluarga tetap berumur panjang. Sebab, terkadang kepentingan pribadi atau keluarga meruntuhkan kepentingan perusahaan dan karyawan yang bergantung hidup dari bisnis perusahaan.
Perusahaan keluarga tetap harusnya dikelola secara profesional dan tidak bisa menyerahkan posisi krusial di perusahaan hanya semata-mata karena unsur kedekatan garis keturunan.
"Kalau dalam pengelolaan perusahaan keluarga itu tidak ada yang namanya keluarga tetapi harus dikelola dengan profesionalitas. Jangan menyerahkan perusahaan hanya karena hubungan keluarga," ujar Chairman Blue Bird Group Holding Bayu Priawan Djokosoetono kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (28/5).
Umur perusahaan keluarga takkan panjang jika diserahkan pada orang yang tak memahami seluk beluk dan perjalanan bisnis perusahaan. Dengan mengenal bagian paling dalam dari bisnis yang dijalankan, pewaris perusahaan akan lebih mudah mencari solusi persoalan sekaligus menyusun rencana bisnis jangka panjang.
"Butuh proses panjang. Itulah susahnya mengelola bisnis keluarga," ucapnya.
Perencana Keuangan Aidil Akbar membenarkan pendapat itu. Perusahaan keluarga harus dikelola secara profesional. Tak perlu alergi merekrut orang lain, di luar keluarga, khusus menangani hal-hal yang jadi keahliannya.
Namun yang banyak terjadi di perusahaan keluarga justru sebaliknya. Kebanyakan masih tidak percaya pada kemampuan orang lain di luar garis darah mereka. "Mereka masukkan keluarga mereka semua dalam posisi tertentu. Makanya, banyak terjadi masalah," kata Aidil.
Dia mengingatkan, sistem yang baik dan profesional juga mutlak dibangun dalam perusahaan keluarga. Setidaknya, tidak ada perlakuan istimewa anggota keluarga yang ada dalam perusahaan.
Sistem lama diperbaharui dan disesuaikan dengan perkembangan bisnis. Karena itu, inovasi menjadi salah satu modal yang wajib dimiliki pemegang tongkat estafet perusahaan keluarga.
"Perusahaan keluarga kan biasanya selalu turun menurun jadi harus buat inovasi baru," tegas dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Miris, Warga Indonesia Banyak Terjerat Pinjol karena Asal Klik Link Tanpa Baca Aturan Main
Bahkan, beberapa di antaranya ada dipecat dari perusahaan tempat kerja hingga berakhir bunuh diri.
Baca SelengkapnyaPecat Karyawan yang Tak Ingin Pensiun, Perusahaan Ini Malah Wajib Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
Perusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini
Batas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca Selengkapnya17 Tahun Jadi Karyawan BUMN dan Pilih Resign, Pria Desa Ini Sukses Bangun Bisnis Kayu dan Ekspor ke 17 Negara
Dia memilih usaha bisnis penggergajian kayu di Majenang, Jawa Tengah bersama dengan salah satu rekannya.
Baca Selengkapnya8 Kebiasaan Buruk Sehari-hari yang Bisa Picu Munculnya Stres
Tanpa kita sadari, sejumlah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari ternyata bisa menjadi penyebab terjadinya stres pada kehidupan kita.
Baca SelengkapnyaGagal Usaha Warnet Hingga Kerja Tambang di Kalimantan, Siswanto Akhirnya Sukses Bisnis Burung Murai Batu Omzet Rp50 Juta Sebulan
Siswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca SelengkapnyaSambil Menangis, Remaja Punya 2 Gelar Sarjana Ini Curhat Susah Dapat Kerja Meski Hanya untuk Upah Minimum
Sambil menangis, dia bercerita bahwa kondisinya saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan, meski itu hanya untuk upah minimum.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Ban Ternama di Cikarang Tutup, Nasib Ribuan Karyawannya Terancam PHK Massal
Penutupan dilakukan karena di tahun ini tidak ada lagi orderan atau pemesanan yang masuk dari vendornya.
Baca Selengkapnya