Perusahaan sulit bangun smelter, ekspor bauksit usul dibuka kembali

Merdeka.com - Ketua Tim Penelaah Smelter Nasional Said Didu mengusulkan agar pintu ekspor bauksit ditutup sejak Januari lalu dibuka kembali. Sebab perusahaan jadi tak memiliki modal untuk melanjutkan pembangunan smelter bauksit.

"Perlu terobosan hukum untuk mempercepat pembangunan smelter. Kalau ekspor dihentikan akan terhambat pembangunan smelter. Ekspor untuk menambah modal membangun smelter," ujar dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (23/3).

Katanya, izin ekspor hanya bisa diberikan ke perusahaan terbukti membutuhkan dana untuk melanjutkan proyek smelter. Selain itu, pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral itu juga sudah mencapai 30 persen.

"Terhadap perusahaan yang sudah membangun smelter dan kehabisan dana, boleh dibuka ekspornya. Kalau baru di atas kertas enggak usah lah. Pintunya hanya untuk mempercepat pembangunan smelter," pungkas dia.

Menurutnya, Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang mineral dan batubara tidak mencantumkan sanksi untuk perusahaan yang tidak membangun smelter. Namun, pemerintah mengenakan bea keluar pada bahan tambang mentah sebagai disinsentif.

"Sanksi bisa diperketat demi percepatan pembangunan smelter. Smelter bauksit mana yang kehabisan dana, saya enggak tahu. Tapi mereka sudah mengeluh kemana-mana," kata dia.