Perusahaan di Amerika Serikat simpan uang tunai Rp 210.167 triliun
Merdeka.com - Perusahaan di Amerika Serikat saat ini menyimpan banyak uang tunai. Tak tanggung-tanggung, jika semua ditotal, maka mereka bisa membeli Apple, Facebook dan Warren Buffett Berkshire hathaway. Ini juga dipastikan masih akan bersisa.
Jumlah uang tunai yang disimpan perusahaan di Amerika lebih besar dari gabungan ekonomi Belgia dan Swedia.
Hasil survei Factseet menyebut, perusahaan yang masuk dalam S&P 500 (termasuk perusahaan keuangan) saat ini menyimpan USD 1,43 triliun atau setara dengan Rp 210.167 triliun. Dana ini adalah cadangan yang tersedia pada kuartal kedua yaitu antara April dan Juni.
Dilansir dari CNN, dana tunai yang disimpan perusahaan kali ini merupakan tertinggi kedua dalam 10 tahun terakhir. Angka ini hanya lebih rendah dibanding kuartal keempat tahun lalu, di mana dana cadangan perusahaan mencapai USD 1,45 triliun.
Dari data yang ada, perusahaan teknologi paling banyak menyimpan uang tunai. Teknologi memimpin semua sektor dalam kepemilikan kas. Microsoft misalnya, perusahaan ini menyimpan USD 96 miliar uang tunai. Kemudian Google juga menyimpan USD 70 miliar dan Cisco menyimpan USD 60 miliar.
Berita baik dari data ini adalah bahwa neraca atau keuangan perusahaan sangat sehat seperti Google dan Microsoft. Mereka dipastikan bisa bertahan di tengah penurunan perekonomian.
Namun, berita buruknya adalah bahwa fakta ini menunjukkan keengganan perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis. Mereka pesimis dengan peluang pertumbuhan investasi saat ini. Penimbunan uang tunai ini melukai perekonomian karena belanja perusahaan biasanya menghasilkan pertumbuhan ekonomi.
Saat ini banyak perusahaan mengurangi biaya ekspansi. Exxon Mobil misalnya, perusahaan ini memotong pengeluaran sebesar USD 1,4 miliar pada kuartal kedua. Kemudian Chevron yang memotong USD 1,3 miliar biaya ekspansi. Masih ada ChonocoPhilips yang memotong pengeluaran USD 1,8 miliar.
Secara keseluruhan, S&P 500 mencatat pengeluaran perusahaan saat ini turun 5,6 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Belanja sektor energi juga anjlok 24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pecat Karyawan yang Tak Ingin Pensiun, Perusahaan Ini Malah Wajib Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
Perusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca SelengkapnyaKisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat
Tren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.
Baca SelengkapnyaKerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat
Pendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaBangun Bisnis dengan Modal Rp2 Juta, Penjual Elektronik di Gang Sidoarjo Kini Punya Omzet Miliaran Rupiah Tanpa Utang Bank
Awal merintis bisnisnya, Sueb mendapat omzet puluhan juta. Kini Sueb mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Bobby Sangka, Pria Asal Makassar Lulusan Amerika yang Punya Perusahaan IT
Setelah lulus sarjana dari Amerika, pria asal Makassar ini kembali ke Tanah Air dan mendirikan perusahaan IT
Baca SelengkapnyaTernyata, 52 Persen Sarjana di Amerika Serikat Bekerja Jadi Office Boy dan Pegawai Layanan Makanan
Hasil riset tersebut, berdasarkan pada kumpulan data karir 60 juta orang di Amerika Serikat, termasuk 10,8 juta orang dengan gelar sarjana.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya