Perusahaan Bakrie terbelit utang, pemegang saham pasrah
Merdeka.com - Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi bisnis perusahaan-perusahaan Grup Bakrie tengah terpuruk akibat besarnya beban utang yang melilit hampir di seluruh perusahaan. Salah satunya yang terjadi di PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Karena beban utang yang masih sangat besar, perseroan memutuskan tidak membagikan dividen atau keuntungan ke pemegang sahamnya. Kondisi ini membuat pemegang tak banyak berharap. Seperti yang disampaikan salah satu pemegang saham BUMI yakni Lo kheng Hong.
Dia mengaku tak berharap banyak dengan kondisi kinerja perusahaan tambang milik Aburizal Bakrie itu. Seperti diketahui hingga kuartal III/2013 perusahaan masih mencatat kerugian sebesar USD 377,5 juta atau sekitar Rp 4,59 triliun.
Meski begitu pihaknya masih yakin perseroan bisa kembali bangkit. Hanya saja tidak bisa diprediksi kapan waktunya. "Sesuatu yang turun mungkin suatu hari bisa bullish kembali. Saya tetap optimis. Hanya bisa sabar menunggu," ujarnya usai RUPSLB BUMI di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/1).
Pria yang mengaku sudah 24 tahun berinvestasi di pasar modal ini mulai membeli saham BUMI pada 2008. Saat itu saham BUMI di level Rp 8.750. "Sekarang Rp 314. Itu artinya peluang untuk membeli di harga yang murah, sekarang sahamnya jadi menarik," jelas dia.
Meski begitu dia masih yakin perseroan bakal mencatat kinerja positif. "Tahun 2008, BUMI hanya mampu memproduksi 53 juta ton batu bara per tahun. Saat ini produksi batu bara perseroan sudah mencapai 80 juta ton per tahun," ungkapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaDukung Pembangunan Nasional, Segini Setoran Pajak dan Royalti Bumi Resources
Baca SelengkapnyaKepercayaan mengelola sumber daya alam seperti batu bara, harus disertai dengan langkah-langkah pelestarian lingkungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaUsaha pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) dari sumur ilegal tak habis-habisnya di Sumatera Selatan. Teranyar, satu lokasi diungkap dan ditutup di Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaHarga Bahan Bakar Minyak (BBM) di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami penyesuaian.
Baca SelengkapnyaUsaha tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang dibuktikan oleh seorang pengusaha ulung dari Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaIbu Jubaedah bercerita bahan dasar yang digunakan kerupuk ini adalah kencur.
Baca SelengkapnyaBerbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca Selengkapnya