Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2020 Dinilai Lebih Baik dari China Hingga AS
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV 2019.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, meski angka pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dari perkiraan BI sebesar 4,4 persen, namun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga berhadapan dengan penyebaran virus corona sejak awal tahun 2020.
"Kita harus melihat, 2,97 persen ini angka yang patut disyukuri dibandingkan negara lain, tapi ini bukan untuk excuse," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/5).
Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I-2020 anjlok menjadi -6,8 persen. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Eropa sebelum ada virus corona mencapai 1 persen, namun setelah terdampak Covid-19 menjadi -3,3 persen di kuartal I-2020.
Begitu juga dengan Singapura yang semula pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2019 sebesar 1 persen, namun pada kuartal I-2020 merosot menjadi -2,3 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal IV-2019 sebesar 2,3 persen, turun menjadi 0,3 persen di kuartal I-2020.
Selain itu, Korea Selatan juga mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal IV-2019 tercatat pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3 persen. Lalu turun menjadi 1,3 persen pada kuartal I-2020.
Dari data tersebut Perry menyimpulkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di tengah pandemi Covid-19. Sebab, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 di Vietnam sebesar 3,28 persen.
"Kalau dibandingkan negara lain angka 2,97 persen, alhamdulillah jauh lebih baik dari negara yang negatif atau positif yang lebih rendah," jelasnya.
Imbas Corona
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, beberapa catatan peristiwa yang terjadi selama kuartal-I 2020, dilihat dari berbagai prediksi memperkirakan bahwa perekonomian global pada triwulan I-2020 ini mengalami kontraksi karena terjadinya penyebaran Covid-19.
"Dalam triwulan I ini harga migas dan hasil tambang di pasar tradisional mengalami penurunan baik jika dibandingkan dengan triwulan IV 2019 maupun dibandingkan dengan triwulan I-2019," jelas Suhariyanto melalui Video Conference, Jakarta, Selasa (5/5).
Sebaliknya harga komoditas makanan, seperti harga minyak kelapa, sawit gandum dan gula mengalami peningkatan baik kalau dibandingkan dengan kuartal IV-2019 maupun kuartal I-2019 atau secara yoy.
Dia menambahkan ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia dalam triwulan I 2020 banyak sekali yang terkontraksi sebagai akibat adanya pembatasan aktivitas dan lockdown untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
Misalnya untuk China yang merupakan tujuan utama ekspor Indonesia. Pada triwulan I-2019 masih tumbuh 6,4 persen tetapi pada triwulan I-2020 ini mengalami kontraksi dalam yaitu 0,8 persen.
"Demikian juga untuk AS, ekspor kita ke sana pada triwulan I-2019 2,7 persen tapi triwulan I-2020 ini hanya tumbuh 0,3 persen demikian juga Singapura, Korsel melambat sedikit, Vietnam pertumbuhan ekonominya cukup dalam sekarang," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaPrabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya