Pertamina tetap batasi pasokan BBM subsidi ke Kalimantan
Merdeka.com - PT Pertamina akan tetap membatasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi ke wilayah Kalimantan. Hal ini karena konsumsi BBM subsidi di wilayah tersebut telah melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya Yuktyanta membantah adanya kelangkaan BBM bersubsidi di Kalimantan, "Yang ada hanya kuota dibatasi. Untuk penambahan kuota itu domainnya BPH migas, yang pertamina lakukan adalah menjaga kuota tidak terlampaui," kata di Jakarta, Kamis (24/5).
Dia mengatakan konsumsi BBM subsidi di Kalimantan rata rata sudah melebihi kuota 12 persen. Konsumsi premium telah melewati kuota sebesar 21,8 persen dan Solar 10,3 persen. Jebolnya kuota BBM, karena sebagian besar konsumsi disalurkan pada truk untuk pengangkut batubara den penyaluran ke kios kecil milik pedagang di pedalaman. "Ini yang buat repot, ada fenomena-fenomena seperti itu," katanya.
Hanung menegaskan selain penyaluran pada truk dan kios, peningkatan konsumsi BBM Subsidi didorong pertumbuhan penduduk yang besar dan ada migrasi ke daerah Kalimantan. "Pertumbuhannya 1 tahun bisa mencapai 15 sampai 20 persen," katanya.
Sebelumnya, 4 gubernur di Kalimantan meminta tambahan kuota BBM bersubsidi kepada pemerintah dan pemerintah merespon adanya keluhan kelangkaan BBM bersubsidi. Kalimantan meminta tambahan premium sebanyak 2.215.572 kiloliter dan Solar 1.249.149 kiloliter.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaPertamina menjamin ketersediaan stok LPG di pangkalan-pangkalan resmi.
Baca SelengkapnyaPihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaAngka konsumsi BBM jenis Pertalite dan Pertamax (RON 92) pada periode mudik lebaran 2023 melonjak 6,4 persen.
Baca Selengkapnya