Merdeka.com - Tahun ini konsumsi elpiji diprediksi mencapai 6,1 juta ton atau meningkat 9,1 persen ketimbang 2013. Konsumsi elpiji rata-rata meningkat 24 per tahun sejak program konversi minyak tanah dijalankan pada 2008.

Senior Vice President Non-Fuel Marketing Pertamina Taryono mengatakan konsumsi elpiji 3 kilogram naik dari semula 0,55 juta ton pada 2008 menjadi 4,39 juta ton pada 2013. Di sisi lain penjualan Elpiji nonsubsidi relatif stabil, sekitar 1,1juta-1,2 juta ton per tahun.

"Dengan melihat tren yang ada, kami perkirakan hingga akhir tahun konsumsi Elpiji, khususnya yang dipasok oleh Pertamina akan mencapai sekitar 6,1 juta ton yang terdiri dari 5,01 juta ton Elpiji 3 kg dan Elpiji nonsubsidi mencapai 1,09 juta ton," ujar Taryono saat "workshop Menjamah Hingga Pelosok Negeri Menjangkau Pulau Terluar" diadakan dalam perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Yogyakarta, Senin (16/6).

Peningkatan konsumsi elpiji 3 kg bersubsidi tahun ini relatif tinggi, sejalan dengan target penuntasan program konversi minyak tanah. Jika target tersebut tercapai, maka 58 juta elpiji 3 kg telah terdistribusi ke masyarakat sejak program konversi dimulai hingga akhir tahun ini.

Namun, Pertamina memproyeksikan konsumsi elpiji akan terus menunjukkan tren peningkatan rata-rata sekitar 6 persen per tahun. Ini dipicu oleh peningkatan jumlah konsumsi elpiji 3 kg dan lonjakan penjualan elpiji nonsubsidi dari semula 1,1 juta ton menjadi sekitar 1,3 juta-1,4 juta ton dalam 5 tahun mendatang. 

Hal ini sejalan dengan pertumbuhan konsumsi di sektor komersial dan industri, serta sektor rumah tangga kelas menengah-atas yang menjadi target pasar elpiji nonsubsidi. Khususnya, jika harga elpiji 12 kg nonsubsidi telah mencapai harga keekonomian.

Untuk memastikan penyaluran elpiji bersubsidi tepat sasaran, Pertamina berinisiatif untuk menjalankan Sistem Monitoring elpiji 3 kg berbasis teknologi informasi yang dikenal dengan sebutan SIMOL3K. Taryono mengungkapkan dengan SIMOL3K, maka Pertamina dapat memantau pendistribusian elpiji 3 kg hingga ke tingkat pangkalan.

"Dengan sistem ini, maka tingkat kebutuhan dan konsumsi elpiji 3 kg di suatu wilayah dapat tercatat dan dimonitor dengan baik. Kondisi ini tentunya akan sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengawasan sehingga penggunaan elpiji 3 kg akan semakin tepat sasaran," jelasnya.

Program monitoring ini telah berjalan secara bertahap sejak akhir Desember 2013. Ditargetkan beroperasi secara nasional pada Agustus 2014.