Merdeka.com - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya kembali curhat soal kerugian yang harus diderita Pertamina dari penjualan gas elpiji 12 Kg. Meski harga gas elpiji 12 Kg baru saja naik, Pertamina mengaku masih mengalami kerugian. Angka kerugian disebut-sebut mencapai Rp 5,7 triliun.

"Jual elpiji 12 Kg kami rugi, 5,7 triliun. Kalau dibelikan sepeda, penuh Bandung dengan sepeda gratis," ucap Hanung di Terminal BBM, Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/10).

Maksud Hanung berbicara demikian adalah untuk mendukung program Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil membangun budaya bersepeda. Program ini diyakini bisa menghemat subsidi serta mengurangi polusi.

"Ini sangat mengurangi polusi dan saya masih ingat ketika lomba inovasi ITB, saya memenangkan beliau (Ridwan Kamil) tapi saya kalah suara, beliau juara dua. Buat saya beliau juaranya. Tolong disampaikan," katanya.

Sebelumnya, bulan lalu Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kg sebesar Rp 18.000 per tabung. Ini membuat Perusahaan migas pelat merah itu bisa menurunkan kerugian dalam bisnis elpiji menjadi Rp 5,7 triliun dengan proyeksi tingkat konsumsi elpiji nonsubsidi itu sekitar 907 ribu metrik ton.

Dengan penaikan bertahap setiap enam bulan, maka harga elpiji nonsubsidi bakal mencapai nilai keekonomian pada awal Januari 2016. Berdasarkan roadmap, harga elpiji nonsubsidi bakal kembali dinaikkan Rp 1.500 per kilogram pada Januari 2015.