Pertamina Gandeng Perusahaan Asal AS Tangani Kebocoran Migas di Laut Jabar
Merdeka.com - Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu menegaskan bahwa akan menutup penuh pengoperasian sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Penutupan ini dilakukan lantaran sumur bor tersebut telah terjadi kebocoran gas yang menimbulkan gelombang udara.
Untuk mengatasi persoalan gelembung gas tersebut pihaknya akan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Boots and Coots. Setelah berhasil ditangani, sumur bor di kawasan tersebut akan ditutup dan tidak akan ditangani lagi.
"Dan untuk kegiatan penanggulangan sumur YY-1 Pertamina telah melibatkan sebuah perusahaan Boots and Coots perusahaan dari AS yang telah memiliki pengalaman dalam menangani kasus serupa termasuk skala yang lebih besar," katanya saat konferensi pers di Kantornya Jakarta, Kamis (25/7).
Dia menyebut alasan pihaknya menggandeng perusahaan asal AS karena memiliki sepak terjang yang tinggi. Di mana salah satu yang pernah diatasi Boots and Coots adalah insiden Teluk Meksiko. Adapun penyelesaian ini perkirakan akan memakan waktu selama 8 minggu atau 10 minggu sejak dinyatakan kondisi darurat.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman mengatakan, PT Pertamina sebagai induk perusahaan akan mengambil alih penanganan kebocoran gas ini. Langkah ini merupakan komitmen Perseroan dalam melakukan upaya insentif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Saat ini (penanganan) ditarik ke level korporat sebagai komitmen Pertamina menyelesaikan masalah ini seintensif mungkin," kata Fajriyah.
Dia mengklaim, upaya ini dilakukan pihaknya guna menunjukkan kredibilitas dan kapabilitas Pertamina. Di mana sejak kejadian awal Perseroan secara responsif telah melakukan berbagai penanganan.
"Kami juga telah sampaikan bahwa Pertamina telah dan akan melakukan berbagai upaya secara insentif, dengan prioritas keselamatan dan keamanan masyarakat sekitar," kata dia.
Di samping itu, lanjut dia tim respon darurat Pertamina hingga saat ini dan ke depannya juga akan terus bekerja di lapangan dan wilayah pesisir sekitar kejadian. Itu dilakukan guna meminimalisir dampak dari kebocoran gas tersebut.
"Tim emergency response kami juga terus bekerja 24 jam di lapangan sekitar anjungan maupun daerah pesisir," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa wilayah di Jawa Tengah pekan lalu mengalami hambatan penyaluran karena akses jalan yang terkena banjir.
Baca SelengkapnyaSeluruh lembaga penyalur baik BBM maupun LPG di Tuban dan Pantura Jawa Timur masih beroperasi normal.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bensin berasal dari satu SPBU di Kota Bekasi diduga tercampur air dan mengakibatkan kendaraan menjadi mogok.
Baca SelengkapnyaPenyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaKebocoran sumur migas itu terjadi pada Senin (18/3) sekitar pukul 14.30 WIB.
Baca SelengkapnyaPeristiwa puluhan kendaraan mogok seusai mengisi BBM Pertalite di SPBU ini terjadi pada Senin (25/3) malam sekira pukul 21.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSejak 2023, Pertamina bersinergi dengan BRI untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha kepada UMK binaan.
Baca Selengkapnya