Pertama kalinya perusahaan Arab kelola tambang migas Indonesia
Merdeka.com - Lapangan Ruby yang terletak di Blok Sepuku, Kalimantan, secara resmi telah beroperasi dan menghasilkan 85 Bilion British Thermal Unit per hari (BBUTD) atau sekitar 250 miliar kaki kubik. Operasi itu diresmikan oleh Wakil Menteri ESDM Susilo Siswo Utomo .
"Saya nyatakan Lapangan Ruby secara resmi beroperasi," ujar Susilo saat meresmikan proyek gas lapangan Ruby di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (26/11).
Susilo mengapresiasi perusahaan asal Uni Emirat Arab, Mubadala Petroleum yang mengoperasikan Lapangan Ruby. Sebab, kata dia, Mubadala mampu menyelesaikan pembangunan infrastruktur dan menjalankan operasi sesuai jadwal yang ditetapkan sejak lapangan ini ditemukan 5 tahun lalu.
"Ini juga pertama kali dari Uni Emirat Arab berinvestasi ke Indonesia. Nilai investasi untuk lapangan ini katanya mencapai USD 500 juta," terang Susilo.
Di tempat yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Johannes Widjonarko, mengklaim, operasional lapangan Ruby merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam penyediaan gas untuk kebutuhan dalam negeri.
"Ini bentuk nyata dukungan pemerintah untuk terus berkomitmen mengalokasikan gas untuk kepentingan domestik," kata Widjonarko.
Dia mengatakan, gas di lapangan ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi bagi PT Pupuk Kalimantan Timur. Direncanakan, lapangan gas Ruby akan memasok 85 BBTUD hingga akhir 2017, selanjutnya akan menurun sesuai dengan produksi lapangan tersebut.
"Sekitar 250 miliar kaki kubik gas akan diproduksi untuk kebutuhan pasar domestik selama produksi lapangan tersebut berjalan," ungkap Widjonarko.
Lapangan Ruby ini dikelola oleh afiliasi antara Mubadala Petroleum dengan Total E&P Indonesie serta INPEX South Makassar. Tetapi, working interest tertinggi dipegang oleh Mubadala sebesar 70 persen, dan sisanya dipegang dua perusahaan tersebut dengan pembagian masing-masing 15 persen.
Rencana pengembangan atau Plan Of Development (POD) lapangan Ruby sendiri telah disetujui pemerintah pada Juli 2008. Setelah itu, Mubadala mulai membangun fasilitas produksi beserta pendukungnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
15 Proyek Migas Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini, Nilai Investasi Capai Rp8,7 Tahun
Diharapkan produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD).
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca SelengkapnyaDulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria Ini Dulu Hidup di Jalanan, Kini Sukses Bangun Usaha Sablon Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Hari
Sempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaGara-gara Bawa Emas Banyak, Sultan Arab Saat Pulang Kampung Kena Bea Cukai Rp360 Juta 'Wajar itu Sudah Peraturan'
Kedatangannya di Tanah Air, membuat Risma harus membayar sejumlah uang bea cukai yang totalnya sampai Rp360 juta. Ternyata ini yang dibawa.
Baca SelengkapnyaTanggapi Berita Korupsi Terkait Pembelian Mirage Qatar, Yusril Pastikan Hanya Hoaks
Yusril bantah isi pemberitaan tentang dugaan korupsi Prabowo.
Baca SelengkapnyaInvestasi Hulu Migas di 2023 Capai Rp210 Triliun, Terbesar dalam 8 Tahun Terakhir
Investasi hulu migas di 2023 naik 13 persen dari tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya