Persaingan Ketat Bisnis Produk Perawatan Kecantikan dan Dampak Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Direktur Utama PT Martina Berto Tbk., Bryan Tilaar mengaku, bisnis produk perawatan kecantikan diri (beauty personal care) selama masa pandemi Covid-19 menghadapi masa-masa yang tidak mudah. Salah satunya karena permintaan produk kecantikan ikut menurun seiring dengan kebijakan protokol kesehatan dari pemerintah.
"Bisnis beauty personal care ini ada tantangan dari segi bisnisnya," kata Bryan dalam Indonesia Industry Outlook 2nd Semester 2021, Jakarta, Rabu (28/7).
Terlebih, kata Bryan, para pemain di sektor bisnis ini tidak sedikit. Mulai dari perusahaan lokal, nasional hingga skala internasional yang membuat tingkat kompetisi penjualan produk saling bersaing satu sama lain.
Persaingan bisnis pun tak lagi soal perusahaan mana yang paling laris produknya secara umum. Sebaliknya persaingan di bisnis langsung antar jenis produk.
Bryan mengaku produk-produk dari perusahaan skala multinasional yang menjadi pesaingnya yakni PT Mandom Indonesia yang salah satu produk kecantikannya merek Pixy. Ada juga Paragon Teknologi Indonesia yang mengeluarkan produk merek Emina, Wardah dan Make Over.
Sementara pesaing perusahaan skala global, pihaknya bersaing dengan Unilever untuk produk skincare. Begitu juga dengan merek Loreal.
Merek Indi
Selain perusahaan besar tersebut, Marta Tilaar juga harus bersaing dengan brand indi. Produk kecantikan yang dibuat industri dalam skala yang lebih kecil. Mereka ini kata Bryan menjual produk melalui sosial media dan e-commerce. Peminatnya pun tidak sedikit.
"Jadi kompetisinya cukup banyak," kata dia.
Apalagi beberapa publik figure di Indonesia juga ada yang melirik bisnis sektor ini. Maka dari itu, diperlukan berbagai strategi khusus untuk tetap bisa bersaing dan bertahan. Salah satu yang dilakukan Bryan yakni dengan memproduksi produk merek lain.
"Selain buat produk kita, kita juga buat produk orang lain," kata dia.
Menjamurnya produk indi tersebut tetap harus ditangkap sebagai peluang pendapatan perusahaan. Terlebih merek indi tersebut belum memiliki perlengkapan produksi skala besar. Sehingga celah itu yang dimanfaatkan Bryan dan perusahaannya.
"Kalau kita tidak membuatkan, kita tidak ketiban rezeki itu. Kan sama-sama ada di pasar juga barangnya," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaPameran Produk Kosmetik dan Suplemen Digelar di Jakarta untuk Cetak Pengusaha Baru, Catat Tanggalnya
Diselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBisnisnya Hancur Dilahap Api, Perempuan Ini Bangkit Meski Terjerat Utang
Dia membuat produk perawatan rambut lalu dijual ke berbagai salon daerah Tangerang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Skincare Ternyata Jadi Komoditas Paling Banyak Dibeli Masyarakat Jelang Lebaran
bagi konsumen Indonesia, belanja menjelang Idulfitri merupakan puncak musim belanja.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri
Capaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaStrategi BRI Life Perbaiki Tata Kelola Perusahaan, Termasuk Gandeng PPATK dan KPK
Saat ini, BRI Life telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu.
Baca SelengkapnyaBRIN: Puting Beliung di Rancaekek Disebabkan Perubahan Tata Guna Lahan, Tanda-Tanda Alami Pemanasan Intensif
Perubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca Selengkapnya