Permintaan Maaf Kemenkeu Buntut Koper Alissa Wahid 'Diaduk-aduk' Bea Cukai Bandara
Merdeka.com - Kementerian Keuangan meminta maaf atas kejadian yang dialami anak Presiden ke-5 RI KH. Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid beberapa tahun lalu. Kala itu, Alissa disangka TKI dan kopernya diobrak abrik oleh petugas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
"Kami minta maaf kalau ada perlakukan yang tidak proper, tentu tidak ada standar pemeriksaan seperti itu," kata Juru Bicara Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo saat ditemui di Hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara, Rabu (22/3).
Pras menjelaskan kejadian yang dialami Alissa hanya dilakukan oleh oknum petugas. Dia tak memungkiri petugas Bea dan Cukai yang bertugas di bandara memang memiliki kewenangan untuk memeriksakan barang milik penumpang.
"Kalaupun membongkar-bongkar koper itu memang kewenangan petugas, dalam rangka memastikan kalau ada yang dicurigai atau secara profiling di luar kewajaran," tuturnya.
Twitter/@AlissaWahid ©2021 Merdeka.comHal ini pun dilakukan dalam rangka memastikan adanya kecurigaan yang dianggap di luar batas kewajaran. Dia memastikan kejadian tersebut dilakukan oleh oknum belaka.
"Tetapi sekali lagi bea cukai sudah menerapkan best practices, itu pasti bukan karena sistem atau kebijakan, itu individual. Ya selalu ada kan individual yang menyimpang,"katanya.
Dia pun kembali meminta maaf atas pengalaman buruk yang dialami Alissa Wahid. "Tapi apapun itu kami minta maaf kepada Bu Alisa atas kejadian tidak mengenakan," katanya.
Pras berjanji pihaknya akan terus berbenah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dia pun mengklaim semua layanan sudah semakin baik lantaran kejadian yang dialami Alissa merupakan kejadian di masa lampau.
"Bea Cukai selalu membenahi diri untuk memberikan layanan yang lebih baik dan sekarang sudah jauh lebih baik sebenarnya, itu kan kejadian 2-3 tahun lalu," katanya.
Kronologi Koper Anak Presiden Dibongkar Paksa Petugas Bandara
Sebelumnya, Alissa Wahid, Putri Presiden ke Empat RI, KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur membagikan pengalaman tak menyenangkan saat berurusan dengan petugas di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Alissa disangka TKI dan kopernya diobrak abrik.
Alissa menuturkan kejadian tersebut saat dirinya pulang dari Taiwan usai menghadiri seminar. Dia digiring oleh petugas ke bagian pemeriksaan dan disuruh untuk membuka kopernya.
"Suatu ketika saya pulang dari Konferensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yang di dalam itu. Mbak petugas nanya: Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa aja? Buka kopernya," tulis Alissa di akun Twitter resminya, @AlissaWahid. Seperti dikutip merdeka.com, Selasa (21/3).
Wanita yang bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid ini juga ditanya bertubi-tubi terkait kegiatannya di Taiwan. Dia menjelaskan, dirinya hanya tiga hari berada di Taiwan.
"Kata petugasnya: Kerja apa 3 hari di Taiwan? Kok bawaannya koper gede? Beli apa saja? Emang dibayar berapa? Kok kamu bisa belanja & bawa barang banyak? Kamu kerja apa?" kata dia menirukan pertanyaan petugas di bandara.
"Saya jawab, konferensi," tegas Alissa.
Petugas tersebut, kata Alissa, baru menghentikan pemeriksaan ketika dirinya menjelaskan pekerjaannya LSM. Kemudian, Alissa dipersilakan meninggalkan ruang pemeriksaan.
"Petugas: "sering ya ke luar negeri?. Saya: "ya. Bisa lihat di paspor, mbak. Dia buka-buka paspor. Petugas: "kok sering ke luar. Kerja apa?" Saya jawab, LSM," tutur dia.
"Petugas menengok, tampangnya agak kecut, lalu kembalikan paspor : "Silakan". Saya beberes koper yang udah dia aduk-aduk," tambah Alissa.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika penumpang membawa barang bawaan/bagasi melebihi ketentuan tersebut maka akan dikenakan denda.
Baca Selengkapnya"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja
Baca SelengkapnyaMenteri Perhubungan ingatkan maskapai terkait bagasi penumpang saat puncak arus balik lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemusnahan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Bea Cukai menjaga transparansi
Baca SelengkapnyaZulkifli menilai, sangat wajar apabila masyarakat diminta untuk membayar pajak dari barang yang dibeli dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaIbu di Bekasi tega menikam anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun karena bisikan gaib.
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca SelengkapnyaAir terjun ini dijamin "menggoda" para pengguna jalan.
Baca SelengkapnyaBocah berusia lima tahun di Bekasi ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusukan.
Baca Selengkapnya