Merdeka.com - Perubahan zaman yang kian pesat seolah memaksa semua orang untuk terus belajar lebih banyak, dan keluar dari zona nyaman. Pilihannya saat ini hanya dua, yaitu siap menghadapi, atau digilas zaman.

"Aku, mau tidak mau, harus belajar lebih dari apa yang pernah aku pelajari, jika tidak, aku menjadi dinosaurus (punah)," kata Kepala bussiness development spacestock, Agatha Meydiana Febri dalam acara seminar 'Widuri dan Kemandirian' yang digelar STISIP Widuri di Kampusnya di Palmerah, Jakarta, Rabu (18/12).

Agatha bercerita bahwa siapapun orangnya harus mencoba untuk menjadi pengusaha. Besar atau kecilnya peluang bisnis harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

"Dalam menjadi seorang entrepreneur, tidak ada kata calon, siapapun, hanya harus melakukannya, besar atau kecilnya bisnis yang sedang dijalani," tegasnya.

Berkaitan dengan komunikasi dalam keseharian di segala aspek, dia menyarankan selalu berkomunikasi secara efektif. Dengan menjadi entrepreneur, harus hati-hati dalam komunikasi karena selalu dilihat oleh konsumen. Itulah mengapa komunikasi merupakan hal penting yang juga entrepreneur perhatikan.

"Dengan bapak ibu duduk, dengan saya berbicara atau diam berdiri saja itu sudah bisa disebut dengan berkomunikasi," ujarnya.

"Dalam komunikasi, intonasi memegang peranan penting sebesar 38 persen, kata-kata 7 persen kata, dan bahasa tubuh sebesar 55 persen," lanjut Agatha.

Dia menegaskan bahwa kaitan pengusaha dengan perubahan zaman mutlak adanya. Betapa perkembangan itu sangat cepat terjadi, di banyak era yang sudah dilewatkan, seperti era 1.0 sampai kini sudah di era 4.0. Mau tak mau semua harus dilewati.

"Seperti kita tahu, bedanya era 1.0 sampai 4.0 oti ada, era 0.1 kita tahu ada mesin uap dan muncul kereta api , di era 2.0 listrik ditemukan, sehingga usaha kebanyakan bikin pabrik , era 3.0 masuklah dunia komputer , dan saat ini era 4.0 merajalela internet," ujar Agatha.

Kiat Jadi Pengusaha yang Percaya Diri

Agatha kemudian membeberkan kiat menjadi pengusaha yang percaya diri dan efektif dalam berkomunikasi. Berikut uraiannya:

1. Harus Tahu Tujuan

Menjadi pengusaha, harus pahami betul pondasi dasarnya. Sehingga untuk pencapaian-pencapaian, bisa ditargetkan. Lakukan, jangan hanya diniatkan.

Agatha mencontohkan, entrepreneur yang memiliki tujuan misalnya ingin mengajak banyak orang untuk melindungi bumi, atau menceritakan pengalaman buruknya agar orang lain tidak bernasib sama dengannya.

"Hanya perlu lakukan, pikirkan bahwa bisnis adalah tentang membangun hubungan baik, sehingga bisa," kata Agatha.

2. Menggali Karakter Dalam Diri

Percaya diri dalam berkomunikasi menjadi salah satu kunci entrepreneur sejati. Karakter berkomunikasi misalnya, bisa berguna saat seseorang memasarkan barang yang dijual. Komunikasi bisa digunakan untuk berbicara dengan banyak orang, dan secara personal.

"Karakter seperti berani mengambil resiko, inovatif, kreatif, dan fokus membuat kita sudah belajar untuk menggali kepercayaan diri dengan para pembeli, keluarlah dari zona nyaman, banyak belajar dari pengalaman,sehingga otomatis kita sudah membangun kepercayaan diri kita," papar Agatha.

3. Keinginan untuk Berkontribusi

Setelah tahu tujuan, dia menyarankan untuk berani berkontribusi. Berkontribusi untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.

"Dengan tahu apa yang akan dikontribusikan, kita akan semakin bisa memudahkan diri untuk berkomunikasi dengan orang lain dan orang banyak."

4. Berkomitmen

Menjalankan usaha, memang memerlukan proses, bersabar dengan jatuh bangkitnya, dengan komitmen Anda terus meningkatkan kualitas diri dengan pengalaman.

5. Andalkan dirimu

Untuk menjadi pengusaha, yakin dan andalkan diri sendiri. "Kita harus tekun dan bisa diandalkan, karena yang menggaji adalah diri sendiri," kata Agatha.

Informasi saja

Seminar 'Widuri dan Kemandirian' digelar mulai pukul 15.00 21.00 di Kampus Widuri. Acara ini terdiri dari 3 sub event, pertama, Seminar 'Widuri dan Kemandirian' yang digelar di Aula Kampus Widuri. Kedua Zumba Aerobik yang dipandu oleh Zumba Instruktur yang ahli di bidangnya. Ketiga Bazar Kuliner yang di dalamnya terdapat berbagai macam makanan dan minuman khas Millenial.

Acara ini juga terselenggara atas dukungan beberapa pihak seperti YPPSDA (Yayasan Pendidikan Pekerjaan Sosial Dian Agape), STISIP WIDURI, Bakti Nusa Persada Yogyakarta, PT Petro China, PT Mitra Karya Lentera, Kinasih Resort dan Conference, PT Parama Dharma, Focus Convensindo, Bank BCA, Doogether Teman Hidup Sehat, YAZA, Puri Orchard Apartment, Olatte, Bio Medika Laboratorium Klinik. Since 1983 dan PT Pesona Diamond.

Reporter Magang: Nurul Fajriyah