Per November 2020, LPS Catat Simpanan Masyarakat Tumbuh 10,91 Persen
Merdeka.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan masyarakat di 110 bank umum per November 2020 mencapai Rp6.701 triliun atau naik 10,91 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp6.042 triliun.
"Di pertengahan tahun 2020 akibat pandemi, masyarakat terutama nasabah dengan simpanan jumbo menahan spending-nya, baik untuk konsumsi bagi nasabah perorangan maupun untuk investasi bagi nasabah korporat," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (30/12).
Sedangkan secara bulanan, jumlah simpanan masyarakat di bank umum itu meningkat 0,15 persen dari Rp6.691 triliun pada Oktober 2020. Untuk jumlah rekening simpanan pada November 2020 mencapai 344,5 juta rekening atau tumbuh 14,24 persen dibandingkan periode sama pada 2019.
Dia menyimpulkan, penyebaran dana simpanan perbankan sudah merata pada beberapa segmen khususnya nasabah yang memiliki saldo di bawah Rp5 miliar. Ini berdasarkan data November 2020 yang menunjukkan peningkatan nominal simpanan dengan tiering di bawah Rp100 juta mencapai 1,1 persen atau Rp10,49 triliun.
Sedangkan, simpanan dengan tiering di atas Rp5 miliar mengalami penurunan sebesar 0,7 persen atau Rp22,96 triliun.
Menurut dia, pemerataan pola pertumbuhan simpanan tersebut menjadi pertanda pulihnya konsumsi dan investasi masyarakat menjelang akhir tahun dan awal tahun depan seiring dengan rencana pemerintah untuk melaksanakan program vaksinasi pada awal 2021.
Apabila mencermati pergerakan kategori Bank Umum Kategori Usaha (BUKU), data posisi simpanan secara historis sejak tahun 2013 menunjukkan pola yang konsisten menjelang akhir tahun pada November dan Desember.
Dalam dua bulan terakhir jelang tutup tahun itu, ujar dia, biasanya terjadi pergeseran simpanan secara sementara dari bank-bank BUKU I dan II ke bank-bank BUKU III dan IV. "Sebelum nanti pada Januari tahun berikutnya simpanan tersebut akan kembali ke bank-bank BUKU I dan II," imbuhnya.
Berdasarkan pemantauan LPS, terjadi peningkatan pertumbuhan simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan dari Agustus hingga November 2020 baik pada Bank BUKU I hingga Bank BUKU IV.
"Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi likuiditas perbankan semakin stabil. Kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan likuiditas melalui kebijakan fiskal sejak semester kedua tahun 2020," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data per November 2020, jumlah rekening simpanan yang dijamin LPS telah mencapai 99,91 persen yakni 344,24 juta rekening atau di atas target yang ditetapkan Undang-Undang LPS sebesar 90 persen.
"Walaupun tekanan pandemi belum mereda, kondisi stabilitas sistem perbankan kita semakin membaik. Kondisi sistem keuangan kita menjelang awal tahun 2021 lebih baik dibandingkan dengan situasi di pertengahan 2020. Sistem keuangan kita saat ini lebih siap untuk membiayai ekspansi ekonomi, dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," katanya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaOJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaTabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut
Data LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua LPS: Tak Hanya Dua, Ada Bank BPR Lain Bakal Bangkrut di 2024
Ketua LPS menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaWaspada! Bank Indonesia Temukan 363 Uang Lembar Palsu Beredar di Sini
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaParah! 3 PNS Disdik Garut Gelapkan Uang Koperasi Rp1 Miliar Lebih dengan Jaminan Dana BOS
Sejak September 2018 hingga Januari 2019, ketiga berhasil melakukan pinjaman fiktif menggunakan data 14 sekolah.
Baca SelengkapnyaOJK: Tabungan Orang Indonesia Naik Menjadi Rp8.441 Triliun di Februari 2024
Berdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.
Baca Selengkapnya