Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Per 26 Mei, Kepemilikan SBN Bank Indonesia Capai Rp443,48 Triliun

Per 26 Mei, Kepemilikan SBN Bank Indonesia Capai Rp443,48 Triliun Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. ©2020 dok.Bank Indonesia

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) hingga saat ini mencapai Rp200,254 triliun. Posisi kepemilikan SBN oleh BI per 26 Mei mencapai Rp443,48 triliun.

Terbaru BI melakukan pembelian SBN di pasar perdana sebesar Rp1,18 triliun untuk seri PBS jangka panjang melalui lelang utama pada minggu ketiga di bulan Mei.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, pembelian SBN oleh BI di pasar perdana ini setelah terbitnya UU 2/2020. Sebelumnya, BI membeli Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) jangka pendek di bawah 1 tahun. Hal ini diperbolehkan karena SBSN ini langka, sementara BI perlu instrumen moneter untuk mengendalikan keuangan syariah.

"Kalau UU 2/2020, BI belinya SBSN yang di atas 1 tahun, itu pasar perdana yang utama maupun yang GSO itu Rp20,3 triliun, private placement Rp3,7 triliun. Jadi totalnya 23,982 triliun," jelas Perry, Kamis (28/5).

Selain melalui pasar perdana, BI juga melakukan pembelian melalui pasar sekunder untuk stabilisasi pasar senilai Rp166,204 triliun. "Secara total, baik yang sudah kami beli di sekunder, maupun primer di pasar perdana, termasuk yang Undang-Undang Nomor 2/2020, jumlahnya BI tahun ini adalah Rp200,254 triliun," paparnya.

Operasi Moneter BI

Salah satu operasi moneter yang dimaksudkan Perry adalah berupa repurchase agreement. "Dengan underline SBN kita menyerap kelebihan likuiditas dari bank-bank yang kelebihan likuiditas. Tapi kalau bank-bank yang punya kekurangan likuiditas, mereka datang ke BI untuk melakukan transaksi repurchase agreement," ujarnya.

"Begitu kami terima SBN, kami menambah likuiditas, itu adalah ekspansi, dan kontraksi secara totalnya bisa stabil kondisi likuiditas di pasar uang dan perbankan," sambung Perry.

Sementara, untuk below the line, adalah bagaimana BI mendukung untuk menyediakan likuiditas kepada perbankan melalui repo SBN untuk pendanaan restrukturisasi kredit dalam pemulihan ekonomi nasional. Jika SBN tidak mencukupi, bank dapat mengajukan penempatan dana kepada pemerintah, yang diantaranya berasal dari pembelian SBN oleh BI.

Reporter: Pipit Ika Ramadhani

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.

Baca Selengkapnya
BSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru

BSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru

Bank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.

Baca Selengkapnya
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024

Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024

Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.

Baca Selengkapnya
Banjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari

Banjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.

Baca Selengkapnya