Merdeka.com - Contoh nyata rendahnya daya saing infrastruktur Indonesia dibanding negara lain tercermin dari pelayanan dan kualitas bandar udara. Tengok saja kondisi atau kualitas Bandara Soekarno-Hatta yang secara kualitas jauh di bawah Bandara Changi, Singapura. Padahal jika ditengok dari sisi usia, Bandara Soekarno-Hatta jauh lebih muda daripada Changi.

"Bandara Changi lebih tua dari Soekarno-Hatta tapi mampu menyandang predikat bandara terbaik di dunia.‎ Sedangkan Bandara Soekarno-Hatta, usianya lebih muda tapi kualitasnya kalah jauh," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam forum diskusi Bank Infrastruktur di Hotel Kempinsky, Jakarta Pusat, Kamis (2/4).

Analisa Bambang, rendahnya kualitas Bandara Soekarno-Hatta tidak lepas dari buruknya tata kelola dan tak maksimalnya pembiayaan untuk peningkatan pelayanan. Sektor perbankan yang diharapkan bisa membantu dukungan pendanaan nyatanya justru fokus peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

"Kalau di Indonesia, waktu dulu tidak berpikir seperti itu. Perbankan lebih berorientasi pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)."

Minimnya sokongan dari sisi pembiayaan tak ayal membuat pembangunan infrastruktur tidak secepat yang diharapkan.

"Sekarang bisa saya katakan, kita hanya bisa menyesal karena kita lihat Bandara Soekarno Hatta yang lebih muda dari Changi Airport‎ ternyata kualitasnya kalah. Kita hanya bisa menyesal kenapa ketika dulu ekonomi Indonesia sedang baik tidak membangun infrastruktur yang banyak dan baik," katanya.